SUKABUMIUPDATE.com -Â Pemerintah mengimpor daging kerbau dari India. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan impor dilakukan untuk memberikan alternatif bagi masyarakat.Â
Darmin mengatakan harga daging saat ini relatif tinggi. Sementara permintaan semakin meningkat. "Jadi pemerintah mencari jalan lain selain melakukan pengembangan, penggemukan, dan sebagainya. Salah satu di antaranya dengan impor daging kerbau," kata dia di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Selasa (30/5).Â
Namun Darmin mengatakan penurunan harga daging melalui bantuan impor butuh waktu. "Masyarakat juga perlu mengubah kebiasannya," kata dia.
Darmin mengatakan masyarakat Indonesia terlalu gemar mengkonsumsi daging segar. Padahal, pemerintah menawarkan daging beku dengan harga terjangkau.
Meski beku, dagingnya tetap enak dikonsumsi. Darmin mengatakan olahan daging seperti steak di restoran terkenal juga dimasak menggunakan daging beku. "Tapi kan orang enggak bisa dipaksa-paksa," kata dia.
Darmin mengembalikan pilihan kepada masyarakat. Daging kerbau impor tak diatur penggunaannya untuk sektor tertentu. "Kalau anda mau, boleh. Kalau tidak mau, ya sudah," ujarnya.
Pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) akan mendatangkan 5 ribu ton daging kerbau impor asal India pekan ini. Impor ditujukan untuk menambah ketersediaan stok daging menghadapi bulan puasa dan lebaran.
Stok daging kerbau impor sampai 26 Mei 2017 sejumlah 35,37 ribu ton. Angkanya masih mungkin bertambah karena standby impor hingga Desember 2017 adalah 51,27 ribu ton. Standby impor ini dapat dimasukkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan dan 5 ribu ton di antaranya masuk di pekan ini.
Stok daging sapi di gudang Bulog saat ini sebesar 279 ton. Sedangkan harga daging beku impor ditetapkan sebesar Rp 80 ribu per kilogram.Â
Dari data Badan Pusat Statistik pekan lalu, harga daging sapi eceran mencapai Rp 114.110 per kilogram. Sementara Kementerian Perdagangan mencatat harga daging sapi eceran senilai Rp 114.687 per kilogram.Â
Â
Sumber: Tempo