SUKABUMIUPDATE.com - Perwakilan Parlemen Uni Eropa menemui Menteri Koordinator Perekonomian hari ini. Pertemuan tersebut membahas sejumlah hal terkait dengan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi antara Uni Eropa dan Indonesia.Â
"Tadi kami berdiskusi cukup panjang-lebar mengenai hubungan Indonesia dan Uni Eropa," kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Rabu (24/5).Â
Darmin menuturkan salah satu yang dibicarakan adalah soal minyak kelapa sawit atau palm oil. Dia melihat ada perbedaan cara pandang akan masalah ini, dan dalam pertemuan tersebut setiap pihak sudah menyampaikan pemikiran dan pandangannya.
Menurut Darmin, bagi Indonesia, persoalan lingkungan itu terlalu sederhana dikaitkan dengan satu komoditas, seperti crude palm oil. Alasannya, persoalan lingkungan dibentuk oleh banyak faktor, sehingga fokus pemerintah adalah agar Parlemen Eropa melihat dari sisi yang lebih luas.
Sisi lebih luas itu, kata Darmin, melihat bahwa ada kekurangan, tapi pemerintah sudah menjalankan dan terus melakukan perbaikan agar kedua belah pihak bisa saling menerima hubungan yang baik pada masa depan. Darmin mengungkapkan, kedua pihak juga sepakat dalam hubungan ekonomi perdagangan dan investasi serta saling mendukung sepenuhnya. "Supaya bisa diwujudkan kerja sama lebih baik pada masa mendatang."
Juru bicara Komite Perdagangan Internasional Parlemen Uni Eropa, Sajjad H. Karim, mengatakan Indonesia merupakan negara yang penting bagi Uni Eropa. Terlebih kerja sama di antara kedua belah pihak memiliki fondasi yang kuat.
Sajjad Karim menyatakan pihaknya sangat berharap agar kerja sama tersebut bisa dipererat lagi. "Saya harap kerja sama ini bisa dipererat dan bisa melangkah lebih jauh," ujarnya saat ditemui di tempat yang sama.
Parlemen Uni Eropa mengeluarkan laporan berjudul “On Palm Oil and Deforestation of Rainforestsâ€. Salah satu isinya menuding berkurangnya hutan (deforestasi) global karena peningkatan produksi dan konsumsi komoditas pertanian, salah satunya kelapa sawit. Hal tersebut dinilai sebagai pemicu pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Dokumen Parlemen Uni Eropa juga menyebutkan kebakaran lahan di Indonesia biasanya hasil dari pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit.
Â
Sumber: Tempo