SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah mengincar dana US$ 26 miliar hingga US$ 28 miliar atau sekitar Rp 372,3 triliun dari Cina dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) di Beijing pertengahan Mei lalu. Duit tersebut akan diinvestasikan untuk proyek-proyek yang tersebar di Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Utara.
Namun, menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, belum ada perusahaan Cina yang mengungkapkan berapa jumlah yang akan mereka investasikan. "Tapi seharusnya komitmen bisa didapatkan tahun ini," katanya, Rabu, 23 Mei 2017.
Bambang berujar, proyek-proyek yang ditawarkan mayoritas berupa proyek transportasi, pariwisata, dan kawasan industri. Skema kerja samanya, menurut Bambang, adalah business-to-business atau kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). "Intinya bukan pinjaman, APBN, dan sebagainya," katanya.
Sebagian besar proyek yang ditawarkan kepada investor Cina, menurut Bambang, berada di Sumatera Utara dengan nilai investasi US$ 21-22 miliar. Adapun nilai investasi di Sulawesi Utara mencapai US$ 5-6 miliar. "Kalimantan Utara belum. Harus diakui, infrastruktur di wilayah-wilayah ini sangat kurang," ujarnya.
Menurut Bambang, pemerintah telah memberikan daftar proyek kepada para investor Cina yang hadir di KTT OBOR. Untuk transportasi, terdapat proyek pelabuhan, bandara, dan jalan tol. Untuk kawasan industri, ada Kuala Tanjung, Sei Mangke, dan Bitung. "Untuk wisata, ada Danau Toba dan Pal Beach."Â
Khusus Kalimantan Utara, menurut Bambang, proyek-proyek yang ditawarkan sedikit berbeda dengan Sumatera Utara dan Sulawesi Utara. Proyek-proyek di Kalimantan Utara yang ditawarkan ke perusahaan Cina bergerak di sektor perkebunan, PLTA hydro, dan pengolahan hasil tambang atau smelter.
Â
Sumber: Tempo