SUKABUMIUPDATE.com - Siapa bilang barang-barang bekas atau limbah tidak dapat di gunakan lagi. Di tangan Yusuf Supriatna, warga Kampung Jambelaer, Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, limbah aluminium diolah menjadi mahakarya bernilai tinggi.
Kini, omzetnya mencapai ratusan juta rupiah, semenjak hasil karyanya masuk pasar Malaysia dan Hongkong. Selain itu, hasil karyanya juga tersebar di sejumlah wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Â Limbah Tanah Jadi Kreasi Seni Bernilai Ekonomi, Karya Wanita Karang Tengah Kabupaten Sukabumi
Yusuf memanfaatkan limbah bekas yang terbuat dari almumunium menjadi aksesoris kendaraan dan aksesoris pagar. Limbah tersebut ia lebur menggunakan hingga mencair selama tiga jam, dan kemudian ia tuangkan dalam cetakan, sesuai pesanan konsumen.
“Bahan baku kami dapatkan dari penampung atau lapak-lapak barang bekas. Bahan yang saya pilih, alumunium bekas panci atau blok mesin motor yang sudah tidak terpakai,†paparnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (22/5).
Kebanyakan, aksesoris kendaraan itu, ia kirim ke Jakarta. Sedangkan aksesoris pagar, dikirim hingga ke Malaysia dan Hongkong. “Sistem jualnya ada kiloan dan ada yang satuan. Kalau bahan mentah per kilogramnya 75 ribu Rupiah. Kalau bahan jadi bisa sampai 500 ribu Rupiah per kilogram. Tergantung tingkat kerumitannya,†terangnya.
BACA JUGA:Â Diminati Warga Asing, Kerajinan Berbahan Limbah di Kecamatan Cikole
Biasanya, kata dia, pemesan datang sendiri dengan memberikan contoh gambar yang akan di buat. Proses pembutan cukup memakan waktu lama dari mulai mengdesign pola hingga membuat bentuk coran.
Sementara seroang konsumen Yusuf, Abdul Azis mengaku puas atas karya Yusuf. Selain harga yang kompetetif, kualitas bahan sangat bagus. “Kalau harga bisa mengikuti pasar. Saya pesan untuk aksesoris pedang. Saya pilih di sini karena kualitas bahannya bagus dibandingkan yang lain,†katanya.