SUKABUMIUPDATE.com - Kurs rupiah diperkirakan masih bergerak stabil di kisaran 13.270-13.400 per dolar AS. Pasar menunggu keputusan Bank Sentral Amerika Serikat terkait kebijakan suku bunganya.Â
Analis PT Asia Trade Point Futures, Andri Hardianto mengatakan besarnya dana asing yang masuk ke dalam instrumen pasar keuangan turut menjaga mata uang domestik.Â
"Meskipun stabil, rupiah dapat bergerak fluktuatif mengingat tren harga komoditas di pasar global yang sedang menurun. Secara umum rupiah masih cukup kuat," ujarnnya.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 5 Mei 2017, kurs rupiah melemah 2 poin menjadi Rp 13.330 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp 13.354–Rp13.322 per dolar AS. Kurs tengah dipatok Rp 13.339 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah merosot tipis sebesar 1 poin.
Menurut Andri, pekan ini rupiah akan mendapatkan tekanan dari meningkatnya probabilitas pengerekan suku bunga AS dalam Federal Open Market Committee (FOMC) Juni 2017. Pada Jumat lalu, probabilitas pengerekan suku bunga dalam Federal Open Market Committee (FOMC) Juni 2017 mencapai 97,5 persen.
Ekspektasi ini melambung akibat FOMC pada Rabu, 3 Mei 2017 memutuskan mempertahankan suku bunga di level 0,75-1 persen dan membaiknya data ekonomi Amerika Serikat.
"Rupiah masih akan bergerak stabil pekan depan meskipun ada tekanan sikap optimistis The Fed terhadap ekonomi AS dan kenaikan suku bunga pada FOMC Juni 2017," tutur Andri.
Ihwal pelemahan rupiah pekan lalu, menurut Andri terjadi karena adanya aksi profit taking. Di sisi lain, pasar menanti hasil pemilihan umum presiden Prancis tahap kedua pada Minggu (7/5).
Sementara dari sisi internal, pasar merespons positif kinerja produk domestik bruto (PDB) kuartal I/2017 yang tumbuh 5,01 persen secara year on year (yoy) dari 4,94 persen pada kuartal IV/2016. Angka inflasi juga terkendali di kisaran 4 persen.
Â
Sumber: Tempo