SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan empat flyover perlintasan kereta api yang dibangun di Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah, dapat dibuka pada (15/6), atau H-10 lebaran.
Ini akan dilakukan  untuk memperlancar arus mudik. Keempat flyover itu adalah Klonengan, Dermoleng, Kretek, dan Kesambi yang berada pada ruas jalan Tegal-Purwokerto atau yang biasa dilalui kendaraan dari Pantura menuju lintas tengah dan selatan Jawa.
Total panjang keempat flyover itu adalah 2,8 km dengan anggaran pembangunan sebesar Rp 350 miliar, yang terdiri dari biaya konstruksi sebesar Rp 316 miliar dan sisanya untuk kontrak supervisi. "Percepatan pembangunan ke empat flyover ini memang khusus untuk mendukung kelancaran arus mudik lebaran 2017, pekerjaan dilakukan kontinyu selama 24 jam,†ujar Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.Â
Basuki mengatakan progres fisik pembangunan flyover Dermoleng adalah 61 persen, Klonengan 82 persen, Kesambi 70 persen, dan Kretek masih 40 persen.
“Bukan karena upaya kami kurang memadai tetapi memang terkendala pembebasan tanah,†katanya. Peninjauan dilakukan langsung oleh Basuki mulai dari flyover Dermoleng lalu Klonengan, Kesambi, dan Kretek untuk mengetahui progres dan kendala yang dihadapi di lapangan.
“Flyover ini penting untuk membantu mengurangi kemacetan saat arus mudik akibat penutupan jalan ketika kereta api melintas.â€
Basuki mengatakan setiap harinya terdapat 70 kali perlintasan kereta api, yang membutuhkan waktu lima menit setiap kali melintas atau enam jam setiap hari untuk penutupan jalan.
Selanjutnya ketika arus mudik, terjadi peningkatan perlintasan kereta api menjadi sekitar 92 kali per hari atau lebih dari tujuh jam pemberhentian dalam sehari.
Adapun salah satu teknologi yang dilakukan untuk mempercepat penyelesaian flyover adalah teknologi corrugated mortar busa atau beton ringan di flyover Klonengan yang sebelumnya juga pernah digunakan di flyover Antapani, Bandung.Â
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga, mengatakan penggunaan teknologi beton ringan dapat menghemat waktu penyelesaian pekerjaan hingga 30-40 persen.
“Biasanya pekerjaan seperti pembangunan flyover Klonengan bisa memakan waktu 180 hari, tapi bisa kita selesaikan dalam waktu 120 hari saja,†kata Danis.Â
Pembangunan flyover Klonengan sepanjang 1.050 m ditangani kontraktor PT Hutama Karya dengan nilai kontrak mencapai Rp 112 miliar, flyover Kesambi dengan panjang 470 meter ditangani oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 58 miliar, flyover Kretek dengan panjang 700 m yang ditangani oleh PT Adhi Karya Tbk dengan nilai kontrak Rp 82 miliar.
Â
Sumber: Tempo