SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengakui bahwa konsumsi daging sapi oleh masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah. Enggar mengatakan bahwa hingga tahun 2017 konsumsi daging per kapita (orang) hanya 2,9 kilogram setiap tahunnya.
"Ini sebenarnya berkaitan dengan tingkat pendapatan masyarakat juga, siapa yanh tidak mau makan rendang misalkan, karena memang tidak sanggup," kata Enggar saat ditemui disela kunjungan ke sejumlah perusahaan distributor daging dan minyak goreng di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/4).
Tingkat konsumsi tahun 2017 ini hanya meningkat tipis, 0,6 persen, dibandingkan dengan tahun 2016. Namun jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, Indonesia masih sangat jauh tertinggal. Konsumsi daging per kapita di Singapura mencapai 55 kg setiap tahunnya, sementara Filipina mencapai 7 kg per tahun, dan Argentina jauh lebih tinggi dengan 55 kg per kapita per tahun.
Enggar meyakini jika Konsumsi daging sapi akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pendapat per kapita masyarakat Indonesia. "Contohnya saja konsumsi susu yang ikut menurun, ketika pendapatan rata-rata masyarakat menurun," kata Enggar.
Tanpa kita dorong pun, kata Enggar, konsumsi daging sapi juga akan meningkat jika indeks gini atau indeks ketimpangan membaik dan inflasi bisa dijaga oleh pemerintah. "Jadi tergantung aspek makro ekonomi juga, tak hanya daging sapi, telur dan daging ayam juga kita dorong untuk terjadi peningkatan konsumsi," kata Enggar.
"Kadang juga ada masalah di masyarakat, misalnya ada pikiran kalau banyak konsumsi telur ayam, bisa jadi bisulan, padahal kan enggak," ungkapnya.Â
Enggar mengklaim jika pemerintah bisa saja mendorong masyarakat untuk semakin mengkonsumsi daging sapi, agar mendapatkan protein yang lebih. "Cuma masalahnya kan masyarakat mau, tapi mereka tidak mampu, jadi begitu keadaannya," ucap Enggar.
Â
Sumber: Tempo