SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Joko Widodo kembali mengatakan bahwa Indonesia tengah bertarung dengan negara-negara lain di Asia untuk merebut perhatian calon investor. Hal itu, kata Jokowi, mengingat banyak negara-negara di Asia tengah berupaya mendorong pertumbuhan ekonominya. Oleh karenanya, ia tidak menganggap pemimpin negara tetangga hanya sebagai teman.
"Semua orang (investor) sekarang melihat ke Asia Timur, ke Asia. Jadi, kepala pemerintahan di Asia Timur, kamu pesaing saya, kamu bukan teman saya. Saya selalu berpikir seperti itu di otak. Di foto kelihatan akrab, di otak saya berkata dia saingan saya," kata Jokowi pada saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Jakarta, Rabu (26/4).
Presiden Jokowi menyatakan hal itu juga karena melihat calon-calon investor yang ada mudah sekali memindahkan target investasinya. Begitu mendapat impresi tak baik dari satu negara, kata Presiden Joko Widodo, target investasinya akan dirubah dalam hitungan detik. Dan, merebut kesempatan perubahan itu yang tidak mudah bagi kepala negara manapun.
"Kalau investor gak jadi invest, itu karena pindah tempat, bukan karena benar-benar gak jadi investasi. Nggak jadi di Indonesia, dia bisa saja investasi di Vietnam, Thailand, atau Myanmar yang mungkin memberikan kenyamanan," ujar Jokowi.
Jokowi menerangkan, banyak hal yang harus dilakukan agar Indonesia lebih mudah menggaet investor ke depannya. Selain mempermudah perizinan dan pelayanan, kata Presiden Joko Widodo, memberikan kepastian hukum yang kuat juga merupakan kunci untuk menarik minat investor.
"Itu yang harus diubah kalau tidak ingin ditinggal negara lain. Kita rugi dua kali kalau ada perpindahan investasi. Pertama kita kehilangan investasi, hal yang kedua adalah saingan kita yang dapat investasinya," ujarnya.
Â
Sumber: Tempo