SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyambut secara resmi kedatangan kapal peti kemas terbesar pertama di Indonesia, CMA-CGM Otello. Kapal tersebut sandar di Jakarta International Container Terminal (JICT), Ahad (23/4).
Budi mengatakan kapal raksasa itu berkapasitas 8.238 TEUs (peti kemas dengan ukuran panjang 20 kaki atau 6,67 meter). Kapal dimiliki oleh perusahan pelayaran asal Prancis, Compagnie Maritime dAffretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM), yang memberikan layanan pengiriman langsung dari Jakarta (Tanjung Priok) ke Los Angeles (West Coast) yang diberi nama Java South East Asia Express Services (JAX Services). Layanan ini dilaksanakan dengan sistem weekly call atau sandar setiap minggu secara rutin.
Budi mengatakan kedatangan kapal besar merupakan prestasi. "Pelabuhan Tanjung Priok kini sudah mampu menangani kapal berkapasitas besar," kata dia di dermaga JICT, Jakarta, Ahad (23/4).
Kapal milik CGA-CGM sudah tiga kali merapat di dermaga JICT. Kapal sandar pertama kali pada 9 April 2017 untuk uji coba sandar. Lalu dilanjut seminggu setelahnya hingga diresmikan hari ini.
Budi mengatakan kedatangan kapal besar dengan rute langsung bisa mendorong efisiensi pengiriman barang. Selain tarif yang lebih murah, waktu kirim barang menjadi lebih cepat. Sebelumnya, barang menuju Amerika harus singgah di Singapura terlebih dahulu.
Menurut Budi, JICT juga akan kedatangan kapal dengan kapasitas yang lebih besar yaitu 10 ribu teus. Ia berharap seluruh Pelindo dapat mengkonsolidasikan barang ke Pelabuhan Tanjung Priok sehingga lalu lintas barang meningkat. Budi meminta PT Pelindo II untuk meningkatkan kinerjanya agar pengiriman barang bisa lebih efisien dari sisi waktu dan tarif.
Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G. Masassya, mengatakan kapal besar dapat bersandar di Indonesia setelah JICT menambah kedalaman air menjadi 14-16 meter. Ia mengatakan pihaknya akan terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanannya.
Elvyn berharap kedatangan kapal besar dari CGA-CGM dapat menjadi pemicu hadirnya kapaI-kapal besar lainnya untuk singgah di Pelabuhan Tanjung Priok. "Pelabuhan Tanjung Priok akan dapat berkompetisi dan menjadi salah satu pilihan pelabuhan transhipment di kawasan Asia," ujarnya.
Â
Sumber: Tempo