SUKABUMIUPDATE.com - Perajin sirip papan selancar atau fins motif batik di Kabupaten Sukabumi, mulai mengeluhkan adanya penurunan omset dari usaha industri rumahan yang selama ini digeluti. Selain karena minimnya pembeli, kendala utama yang dihadapi sulitnya mendapatkan bahan baku serta modal untuk proses produksi.
 Ade Rabig (50) misalnya, salah satu perajin sirip papan selancar motif batik di Kampung Marinjung Hilir RT 04/01, Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok mengaku, akhir-akhir ini mengalami penurunan lantaran keterbatasan bahan baku dan sulitnya modal usaha.
 Biasanya, ia menjual empat set perbulan dengan harga Rp1 juta dari target 25 set per bulan. Namun, saat ini hanya bisa menjual sekitar dua set per bulan sementara pesanan masih banyak.
 â€Saya berharap ada bantuan modal dari pemerintah, agar usaha kami ini bisa tetap berjalan. Selama ini pemerintah hanya membantu kepada perajin tertentu saja, terutama yang sudah berskala besar,†keluhnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (21/4).
BACA JUGA:
Andri Perajin Jok Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Bermodal Nekat
Jeritan Hati Perajin Bata Merah di Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi
Perajin Gula Merah Kelapa Ciracap Kabupaten Sukabumi Gunakan BTM Berlebihan
Sementara perajin kecil seperti dirinya, jelas Ade, tidak pernah dilirik. Padahal pihaknya juga perlu perhatian juga. “Kalau perajin seperti kami dibantu, sudah jelas produksi dan pemasarannya ada. Namun karena kekurangan modal, kami menunggu pembayaran barang yang telah dijual untuk beli bahan baku," katanya.
Proses pembuatan sendiri, jelas Ade Rabig, hanya dibantu oleh rekannya dengan alat seadanya seperti gerinda, mesin amplas, kompresor fiber glass dan kain batik.
"Dengan peralatan seadanya satu bulan kita hanya bisa membuat empat set saja. Ya, mau gimana lagi yang penting bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ucapnya.
Meski begitu ungkapnya, usaha kerajinan ini sangat menjanjikan, terbukti dari tingkat pemasaran yang hanya menggunakan media sosial Facebook, bisa merambah ke lima benua, seperti Australia, Jepang, Jerman, dan Amerika.
"Selama ini kita jual dengan harga yang bervariasi satu set isinya ada tiga biji. Harga paling murah 250 ribu Rupiah, sementara untuk harga yang kualitasnya lebih bagus 500 ribu Rupiah, sesuai kesepakatan pemesan saja," ungkapnya.Â