SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Joko Widodo mengaku sedikit kecewa dengan nilai investasi Arab Saudi saat kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia pertengahan Maret lalu yang hanya Rp 89 triliun (US$ 6 miliar). Padahal saat berkunjung ke Cina, Arab Saudi menanamkan investasi sangat besar sekitar Rp 870 triliun (US$ 65 miliar).Â
“Saya sudah payungi kok dapatnya lebih kecil. Itu yang saya sedikit kecewa, kecewanya sedikit, sedikit hanya sedikit,†ujar Presiden Jokowi seperti dilansir Setkab.go.id, Kamis (13/4).
Raja Salman melakukan kunjungan kenegaraannya ke beberapa negara Asia, seperti Malaysia, Indonesia, dan Cina, pada Februari-Maret 2017. Namun komitmen investasi di Indonesia terbilang lebih kecil dibandingkan negara-negara lain. Jika dibandingkan komitmen investasi Arab di Cina, komitmen investasi di Indonesia hanya sekitar 10,2 persennya.
Komitmen investasi Saudi Aramco di Petronas, Malaysia, nilainya mencapai US$ 7 miliar (Rp 92,8 triliun). Angka itu lebih besar dibandingkan dengan komitmen investasi Saudi Aramco dengan Indonesia melalui PT Pertamina (Persero).
Apa saja perjanjian investasi Arab Saudi di Cina saat kunjungan Raja Salman beberapa waktu lalu? Berikut ini rinciannya seperti dilansir Reuters (16/3).
- Saudi Aramco dan Norinco Group menandatangani perjanjian untuk membangun fasilitas kilang minyak (refinery) dan kimia di Panjin City.
- Saudi Aramco dan Aerosun Corp menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memproduksi pipa termoplastik dan komponen.
- The Saudi Fund for Development menandatangani perjanjian dengan China Export & Credit Insurance Corporation untuk bekerja sama menyediakan pembiayaan dan jaminan ekspor.
- Lembaga sains Arab Saudi, King Abdulaziz City for Science and Technology, dan CASA, Cina, menandatangani perjanjian untuk memproduksi drone.
- SABIC dan Sinopec menandatangani perjanjian untuk mengkaji peluang-peluang kerja sama proyek di Arab dan Cina.
- Lembaga otoritas investasi Arab Saudi, SAGIA, memberikan lisensi kepada perusahaan pemasok peralatan telekomunikasi Cina, ZTE, untuk membangun meteran elektrik (smart meter) dan Shandong Tiejun Electric untuk melakukan kegiatan industri kelistrikan.
- Organisasi otonom pemerintah Arab Saudi, Royal Commission for Jubail and Yanbu, menandatangani perjanjian dengan PAN-ASIA untuk menetapkan lokasi pabrik petrokimia dengan investasi senilai US$ 2 miliar.
- Perusahaan teknologi komunikasi Cina, Huawei, akan membangun pusat pelatihan di Yanbu, Arab Saudi.
- Perusahaan-perusahaan Arab Saudi juga menandatangani perjanjian dengan pengembang-pengembang Cina untuk bidang teknologi informasi dan energi terbarukan.
Â
Sumber: Tempo