SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertemu Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA) Sinichi Kitaoka dalam kunjungan kerjanya ke Jepang. Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan dari pertemuan antara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, (15/1) lalu.
"Kami datang untuk menagih janji PM Abe tentang kerja sama bidang perikanan dan juga menawarkan beberapa bidang kerja sama yang saling menguntungkan," kata Susi Pudjiastuti dalam keterangan tertulis Selasa (11/4).
PM Abe dan Presiden Joko Widodo menyepakati peningkatan kerja sama antara kedua negara, termasuk sektor kelautan dan perikanan. Susi membahas hal tersebut dengan Presiden JICA dalam pertemuan tertutup selama 40 menit.
Menteri Susi menuturkan modernisasi industri perikanan Indonesia telah membuka peluang peningkatan kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan dan JICA. Dia meminta dukungan JICA pembangunan infrastruktur kelautan dan perikananÂ
untuk pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar Indonesia, seperti di Sabang, Natuna dan Morotai.
Menteri Susi mengungkapkan investasi Jepang di Indonesia sudah ada di beberapa wilayah, seperti di Sabang. Namun saat ini perusahaan Jepang rencananya akan membangun aqua culture di Aceh.Â
Menurut Susi, investasi di sektor perikanan tidak memerlukan biaya yang besar sehingga bisa dilakukan dengan waktu yang cukup singkat. "Investasi perikanan itu kecil, tidak perlu besar, bukan big money investment. Bikin pabrik kapasitas 30 ton per hari itu paling Rp 10-30 miliar saja."Â
Selain itu, Menteri Susi juga menawarkan kerja sama dalam peningkatan kapasitas pengujian mutu dan keamanan produk perikanan, demi mewujudkan laboratorium uji standar BKIPM (Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan atau BUSKI (Balai Uji Standar Karantina Ikan) menjadi laboratorium referensi internasional sesuai standar OIE. Termasuk pengujian marine biotoxin dan pelatihan inspektur perikanan untuk commercial sterilization of  fishery processing technology.
Kemudian mengenai peningkatan tata kelola kelautan dan perikanan juga dibicarakan kerja sama di bidang perbenihan, pakan ikan, pembesaran ikan, pengolahan, manajemen pelabuhan perikanan. Lalu juga dibicarakan kerja sama di bidang fish market, logistik, packaging, branding, statistik, cold chain system, dan peran koperasi.
Susi menjelaskan pihaknya menawarkan ke JICA untuk masuk ke industri perikanan Indonesia. Alasannya karena Jepang merupakan pasar makanan laut terbesar Indonesia dan mereka membutuhkan makanan laut. "Kami akan coba untuk suplai itu."
Kunjungan kerja Menteri Susi di Jepang rencananya akan berlangsung dari 10-15 April 2017. Dalam kunjungan tersebut, Menteri Susi rencananya juga akan bertemu Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Menteri Pertahanan Jepang, serta
pejabat pemerintahan Jepang lainnya.
Menteri Susi juga akan bertemu dengan coast guard Jepang, para pengusaha perusahaan besar di Jepang, diaspora Indonesia di Jepang serta mengunjungi perusahaan perikanan. Dia juga akan mengunjungi pelabuhan perikanan dalam rangka mempelajari pengelolaan dan cold chain system.
Susi juga direncanakan akan mempelajari soal riset budidaya perikanan, galangan kapal, radio komunikasi, koperasi perikanan, pelelangan dan pasar Ikan tuna serta pusat pengelolaan data dan informasi Jepang dalam kunjungannya.
Â
Sumber: Tempo