SUKABUMIUPDATE.com -Â Kerja sama ekonomi bakal menjadi salah satu agenda pembicaraan Wakil Presiden Amerika Mike Pence dalam kunjungannya ke Indonesia pada 20-21 April mendatang. Apakah pembicaraan juga menyangkut soal investasi PT Freeport Indonesia?
Direktur Amerika I Kementerian Luar Negeri Adam Mulawarman Tugio mengatakan pembicaraan kerja sama ekonomi dilakukan dalam konteks yang lebih luas. "Bicara Freeport kan salah satu aspek, banyak sekali isu-isu bilateral yang akan dibahas dalam kunjungan Wapres AS," kata Adam, Jumat (7/4), di Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta.
Adam mengatakan pembicaraan dilakukan untuk penajaman kerja sama bilateral. Apalagi investasi Amerika di Indonesia cukup besar. Begitu juga Indonesia yang mengoleksi tujuh investasi di Amerika di bidang migas.
Pembicaraan juga akan menyangkut soal isu defisit perdagangan Amerika terhadap Indonesia. "Ini akan jadi topik dalam konteks memperdalam kerja sama Indonesia-Amerika dalam rangka konsep kemitraan startegis yang sudah disepakati pada 2015," kata Adam.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan kunjungan Pence akan menegaskan kembali pentingnya kemitraan strategis Indonesia-AS. Selama ini, kata dia, Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN menjalankan peran penting menjaga stabilitas dan kemakmuran kawasan ASEAN. "
Kemitraaan strategis ini adalah pentingnya kerjasama ekonomi yang kuat selama ini, antara Amerika dan Indonesia. Itulah yang menjadi dasar pentingnya kunjungan Wapres AS ke Indonesia," kata Arrmanatha.
Selain ke Indonesia, Mike Pence akan melakukan lawatan ke Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Mike Pence akan melakukan kunjungan kehormatan ke Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Sekjen ASEAN.
"Pertemuan dengan Sekjen Asean, sekali lagi menggarisbawahi pentingnya Amerika dalam menjamin kerjasama dengan negara di kawasan," kata Adam. Selain itu, Pence juga akan bertemu dengan pengusaha Indonesia dan pengusaha Amerika yang beroperasi di sini.
Â
Sumber: Tempo