SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan negara-negara Asia lainnya terus menurun. Hal ini berbeda dengan situasi pada 1990-an.
Mardiasmo menyebutkan, kondisi ekonomi negara-negara Asia lainnya pada 1990 masih tinggi. Di Indonesia, rata-rata pertumbuhan ekonomi masih tinggi di kisaran 6,6 persen dalam kurun waktu 1970 hingga 1997, dengan didukung peranan terbesar dari sektor agrikultur, naiknya harga minyak, serta diversifikasi produk yang menjadi penguatan ekspor.Â
Menurut Mardiasmo, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 1990an banyak bertumpu pada sektor agrikultur yang mencapai lebih dari 50 persen dari total PDB. Namun dari tahun ke tahun kontribusi agrikultur semakin menurun. Terlebih pada saat dunia mengalami krisis global pada 1998.
"Namun peran sektor agrikultur semakin menurun menjadi 23 persen pada 1982, dan akhirnya hanya 13,5 persen pada tahun 2016," katanya saat memberikan pemaparan pada Rakernas XVI HIPMI di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (27/3).
Ia menambahkan, meskipun peran agrikultur dalam sistem perekonomian Indonesia menurun, hingga kini sebagian tenaga kerja yang bekerja pada sektor ini yang mencapai 32 persen pada 2016.Â
Menurut Mardiasmo, agrikultur memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, khususnya dalam memperkuat ketahanan pangan. Karena itu pemerintah berupaya untuk meningkatkan kontribusi agrikultur, sehingga kedepannya sektor ini dapat tumbuh dan kembali memberikan kontribusi yang besar untuk pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satunya, dari sisi kebijakan Pemerintah telah mendukung sektor agrikultur melalui APBN di antaranya subsidi pupuk, pangan dan benih. "Pembangunan infrastruktur juga dicanangkan guna mendukung distribusi agrikultur sehingga dapat menurunkan biaya logistik sehingga harga produk agrikultur menjadi lebih murah," kata Mardiasmo.
Â
Sumber: Tempo