SUKABUMIUPDATE.com -  Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Wiratmaja Puja mengatakan pemerintah tengah mengupayakan penambahan impor LPG (Liquified Petroleum Gas) dari Iran. Malah, hal itu telah dijajaki dalam kunjungan Menko Perekonomian Darmin Nasution ke Iran pada Februari lalu.
"Kami berniat menambah jumlah LPG impor dari Iran. Kalau bisa, dengan harga yang didiskon," ujar Wiratmaja saat dicegat di gedung Dewan Pers, Ahad (5/3).
Wiratmaja melanjutkan, penambahan yang akan dilakukan adalah dua kali lipat dari angka sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan LPG dalam negeri. Mengingat impor LPG dari Iran ke Indonesia selama ini adalah 500 ribu ton, maka besaran impor yang diinginkan adalah 1 juta ton.
Wiratmaja mengingatkan penambahan impor LPG ini masih dalam tahap penjajakan. Dengan kata lain, bisa saja batal terealisasi. Sebab, Indonesia menginginkan penambahan jumlah impor LPG dengan harga didiskon.
"Perihal didiskonnya jadi berapa, itu biar Pertamina yang menjelaskan. Saya tidak dalam kapasitas untuk menyebutkan," ujarnya.
Ditanyai apakah penambahan jumlah impor ini akan berpengaruh pada jumlah impor LPG dari negara lain, Wiratmaja mengiyakan. Salah satu negara yang jumlah impor LPG-nya berpotensi dikurangi adalah Arab Saudi (Saudi Aramco).
Wiratmaja menambahkan pengurangan yang dilakukan kemungkinan besar yang melalui trader saja. Sementara itu, untuk impor yang bersifat direct tetap akan dipertahankan.
"Hal ini sudah disampaikan kepada Saudi Aramco (dalam kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud)," ujar Wiratmaja. Ditanyai apa reaksi Saudi Aramco perihal potensi pengurangan, Wiratmaja enggan menjawab.
Â
Sumber:Â Tempo