SUKABUMIUPDATE.com - Â Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat dapat selesai pada 2019. Dua bendungan ini dibangun untuk mengendalikan banjir di Jakarta.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, proses pembebasan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kedua bendungan itu tengah dilakukan.
"Saat ini masih dalam proses pembebasan lahan, kontrak sudah, desain masih dalam prosesnya targetnya 2019 selesai," ujarnya saat peninjauan kondisi banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Selasa (21/2).
Pembangunan kedua bendungan ini membutuhkan biaya Rp950 miliar. Luas lahan Bendungan Ciawi adalah 89,42 hektare dan Sukamahi 49,82 hektare.
Bendungan Ciawi dan Sukamahi memiliki fungsi yang berbeda dengan bendungan lainnya, yakni dibangun khusus untuk pengendali banjir.
"Pada musim kering ya, kering bendungannya. Pada musim hujan sebagai penampung sementara air. Air yang turun dari hulu kami tahan, tidak akan masuk ke Jakarta, kemudian kalau di Jakarta, sungainya sudah mulai surut, bendungan kami alirkan. Bendungan ini menahan sementara debit banjir. Prinsipnya seperti ceret," tutur Imam.
Dengan adanya kedua bendungan itu, banjir di Jabodetabek bisa berkurang, tetapi tetap tergantung pada curah hujan yang terjadi.
"Tergantung curah hujan tinggi atau tidak, kalau curah hujannya seperti tadi pagi ya, akan banjir, tapi tidak tinggi dan hanya sebentar, cepat surut," katanya.
Untuk mengatasi banjir di wilayah Jakarta, Kementerian PUPR bersama dengan Pemprov Jakarta melakukan normalisasi kali Ciliwung dan Kali Sunter. Namun, normalisasi masih belum selesai karena permasalahan pembebasan lahan.
"Kami sharing dengan pemda untuk normalisasi, di mana pembebasan lahan dilakukan dengan pemda setempat," ucap Imam.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWS) T. Iskandar menuturkan, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana terdapat 54 titik banjir di Jakarta.
"Dulu titik banjir mencapai 2.100 titik lalu turun 400 titik, turun 80 titik. Sekarang 80 titik yang saat ini tengah kami tangani. Rilis BNPB saat ini terdapat 54 titik genangan," ujarnya.
Â
Sumber: TEMPO