SUKABUMIUPDATE.com - Pada musim panen kali ini, petani di wilayah Pajampangan, Kabupaten Sukabumi, terpaksa menjual gabah dalam kondisi basah. Sulitnya mengeringkan gabah akibat intensitas hujan tinggi, membuat petani tidak mau ambil risiko.
Seperti dilakukan para petani di Kampung Gempol, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi yang ditemui sukabumiupdate.com, Rabu (18/1). Dari pada busuk atau rusak, petani langsung menjual gabah hasil panen ke pengepul atau agen.
BACA JUGA:
Bulog Siap Kirim Beras untuk Korban Banjir Jika Diminta Pemkab Sukabumi
Ini Penyebab Hasil Panen Padi Anjlok di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
Padi Organik Kabupaten Tasikmalaya Tembus Pasar Eropa
Keputusan ini berdampak pada anjloknya harga jual gabah. Jika dalam kondisi kering gabah dijual Rp4 ribu per kilogram, maka saat ini petani hanya mendapatkan uang Rp3 ribu untuk gabah dalam kondisi basah per kilogramnya. “Daripada rusak, susah jemur hujan terus,†ungkap salah seorang petani di Kampung Gempok, Ehu (48).
Tak hanya murah, para pembeli pun jarang datang jika kondisi hujan seperti saat ini. Gabah-gabah di Desa Cikangkung ini menjadi sasaran pembeli dari luar daerah, seperti Karawang dan Indramayu. “Bos-bos juga jarang datang jika kondisi hujan, sekali datang biasanya ngeborong, harganya semakin murah,â€jelas Badru (32) petani lainnya.
Kondisi seperti ini menurut Petugas Penyuluhan Lapangan PPL Kecamatan Ciracap, Darya (51) sudah terjadi sejak sebulan ke belakang. “Untuk menghindari kerugian lebih besar dan tak punya uang untuk tanam lagi, para petani harus jual murah gabah hasil panen, karena kondisinya basah,†jelasnya.