SUKABUMIUPDATE.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung menyiapkan beberapa langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi masih besarnya risiko inflasi ke depan.
"Diperlukan langkah-langkah untuk menjaga inflasi yang stabil dan terkendali," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Arief Hartawan, di Bandarlampung, Jumat.
Langkah-langkah itu, menurutnya, pertama, memastikan dan menjaga ketersediaan pasokan bahan kebutuhan pokok dalam jumlah yang memadai, tersedia pada saat dibutuhkan dan dalam kualitas dan jenis serta harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Kedua, membuka jalur distribusi dan memperkuat kerjasama antar daerah terutama bagi daerah sentra produksi dan daerah defisit produksi di Provinsi Lampung.
Kemudian, ketiga mewaspadai dan berusaha meminimalkan dampak inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan gas dengan menjamin ketersediaan pasokan gas yang ada di masyarakat.
Selanjutnya, menurut Arief, keempat segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi dan terus menjaga 4K (ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi kepada masyarakat), seperti operasi pasar bila diperlukan.
Kelima, penting untuk menjaga inflasi pangan pada level yang rendah di bawah 5 persen (yoy) agar dapat menekan angka atau garis kemiskinan.
"Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, perlu penguatan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, untuk menjaga inflasi tetap stabil, terkendali dan masih berada pada rentang sasaran inflasi yang ditetapkan di tahun 2017 yakni sebesar 4 persen plus 1 persen.
Ia menambahkan berbagai program Tim Pengendalian Inflasi Daerah pada tahun ini juga harus diperkuat.
"Selain itu, TPID juga diintensifkan dan semakin efisien dengan memanfaatkan teknologi seperti telephone conference, media website virtual office sekretariat pokjanas dan mengoptimalkan informasi harga harian untuk pengambilan kebijakan stabilisasi harga oleh TPID secara cepat dan akurat.