SUKABUMIUPDATE.COM - Sejak dua pekan terakhir harga cabe rawit terus melonjak termasuk di Kabupaten Sukabumi. Di pasar Cibadak ada tiga harga untuk tiga kualitas cabe rawit yang dipasarkan, paling hot dan mahal Rp100 ribu rupiah perkilogram, naik 400 persen dibandingkan harga normal yaitu Rp25 ribu per kilogram.
Pedagang dan konsumen sama sama bingung dengan harga ini, karena lonjakannya sangat tinggi. “Kita belinya sudah mahal. Banyak petani gagal panen, yang Rp100 ribu kualitas nomor satu, didatangkan dari luar Sukabumi,†ujar seorang pedagang cabai di pasar Cibadak, Dayat Sudrajat (55) kepada sukabumiupdate.com, Selasa (27/12).
Pedagang repot dengan harga tinggi ini, karena konsumen khususnya para pelanggan tak berani mengolah cabai rawit, baik ibu rumah tangga maupun pengusaha warung makan. Maya Sumarni (55) pedagang warung nasi di Cibadak bahkan sempat sewot kepada Dayat saat mendengar harga Rp100 ribu per kilogram.
“Harganya sama dengan daging sapi sekilo, sama dengan emas setengah gram, mending beli gelang emas harga juga ada yang Rp100 ribu. Kok bisa jadi mahal, gmana bikin sambelnya,†cecar Maya.
Maya terpaksa mengurungkan niat membeli rawit, ia hanya membeli cabai merah biasa seharga Rp40 ribu per kilogram. “Repot kalau gini terus, sambel di warung nasi kan nggak ada harganya, kalau modalnya mahal gini, bangkrut kita,†pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar Kabupaten Sukabumi, Ela Nurlela memaklumi jika ibu rumah tangga dan pemilik rumah makan sewot dengan harga cabe mahal. “Hujan terus menerus, suplay dari petani lokal habis. Harga cabai naik karena pasokan kurang,†jelasnya kepada sukabumiupdate.com melalui pesan singkat, Selasa.
Ela berkalakar meminta konsumen jangan dulu mengkonsumsi cabai selama harga tinggi. “Untung cabai yang mahal masih bisa nggak makan cabai, coba kalau sembako yang naik hingga 400 persen, kacau,†pungkasnya.