SUKABUMIUPDATE.COM - Pemerintah bersama dunia usaha berkomitmen untuk memacu kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia bidang industri agar lebih produktif dan berdaya saing sehingga mampu mendorong pertumbuhan industri.
"Untuk itu, Kementerian Perindustrian memberikan perhatian lebih dalam pengembangan kompetensi SDM, di antaranya melalui pendidikan dan pelatihan vokasi, pemagangan, serta pemberian sertifikasi," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangan pers di Jakarta, Minggu (25/12).
Airlangga mengharapkan, upaya tersebut dapat meningkatkan daya saing, efisiensi dan produktivitas di sektor industri nasional.
Menurutnya, hal ini akan membawa dampak luas pada penciptaan lapangan kerja dan berkontribusi nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Airlangga menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Presiden Joko Widodo pada acara Deklarasi Pemagangan Nasional di Karawang, Jawa Barat.
Ia mengatakan, upaya tersebut merupakan arahan Presiden Jokowi agar mampu mendongkrak daya saing Indonesia di era persaingan global yang semakin ketat sekaligus mengurangi angka pengangguran. Apalagi, potensi SDM lokal cukup besar dengan 60 persen dari penduduk Indonesia adalah usia produktif.
"Kami juga mengharapkan, selain ada yang diterima bekerja di industri, lulusan pemagangan ini bisa menjadi wirausaha muda," ujar Airlangga.
Pasalnya, Indonesia masih membutuhkan jutaan wirausaha baru agar dapat memenangi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Oleh karena itu, politisi Partai Golongan Karya tersebut meminta peran aktif dari pelaku industri untuk terlibat dalam pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan vokasi.
"Kegiatan ini bisa melalui corporate social responsibility dan kami juga telah mengusulkan para expert industri yang memasuki usia pensiun agar memberikan pelatihan di Sekolah Menengah Kejuruan," tuturnya.
Sebanyak 2.648 perusahaan telah berkomitmen menerima peserta magang yang berasal dari kawasan industri di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Perusahaan tersebut, antara lain bergerak di sektor manufaktur (1.776 perusahaan), 200 perusahaan di sektor pariwisata, 12 perusahaan di sektor perbankan, 411 perusahaan di sektor kelautan dan perikanan, 30 perusahaan teknologi informasi dan komunikasi, serta 219 perusahaan sektor ritel.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani memaparkan, peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia menjadi penting dilandasi oleh kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri Indonesia di era globalisasi.
"Kami bertanggung jawab untuk memberikan masukan kepada pemerintah, mempromosikan dan mendorong perusahaan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja serta membangun kualitas dan kuantitas dari penyelenggaraan pelatihan kerja melalui pemagangan," paparnya.
Selain itu, Kadin akan memetakan perencanaan kebutuhan SDM di masing-masing perusahaan di setiap wilayah seperti di provinsi atau kabupaten/kota, dan pada akhirnya perencanaan kebutuhan SDM secara nasional.
Diharapkan, perencanaan pendidikan keterampilan yang dilakukan oleh institusi pendidikan maupun oleh pusat latihan kerja dapat sesuai dengan kebutuhan di dunia industri.
Beberapa capaian Kemenperin dalam pengembangan SDM industri, antara lain penyelenggaraan pendidikan vokasi berbasis kompetensi, dengan menghasilkan tenaga kerja yang terserap oleh industri sebanyak 16.178 orang, terdiri atas 11.622 orang melalui pelatihan berbasis sistem three-in-one (3-in-1) dan 4.556 orang melalui pendidikan SMK dan diploma.
Kemudian, pendirian Politeknik dan Akademi Komunitas di Kawasan Industri dan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI). Sampai tahun 2016, telah berdiri Akademi Komunitas Industri TPT di Solo dan Politeknik Industri Logam di Morowali yang telah mendapatkan persetujuan pendirian dari Menristekdikti dan MenPAN-RB.
Telah juga dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman lima menteri tentang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Berbasis Kompetensi yang Link And Match dengan Industri, serta tersusunnya Rencana Pengembangan Link and Match SMK dengan Industri, yang di 2017-2019 berada pada tahap identifikasi kerja sama oleh 150 perusahaan industri dengan 750 SMK.