SUKABUMIUPDATE.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp13.440, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.405 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa sentimen mengenai peningkatan suku bunga AS (Fed Fund Rate) masih menjadi salah satu faktor pendorong nilai tukar rupiah kembali mengalami depresiasi terhadap dolar AS.
Selain itu, lanjut dia, sentimen mengenai kebijakan presiden AS Donald Trump yang berencana melakukan renegosiasi kerja sama Trans-Pasifik juga memicu pergerakan dolar AS untuk terapresiasi terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Faktor eksternal, terutama dari Amerika Serikat masih mempengaruhi fluktuasi rupiah dengan kecenderungan tertekan," katanya Selasa (22/11).
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Reny Eka Putri menambahkan bahwa sentimen kepastian kebijakan The Fed mengenai kenaikan suku bunga AS menjadi faktor yang ditunggu oleh investor dalam jangka pendek ini.
"Itu menjadi salah satu poin yang dicermati pelaku pasar. Jadi mungkin saat ini masih wait and see terhadap aset mata uang berisiko," katanya.
Ia mengatakan bahwa jika kenaikan suku bunga terealisasi pada Desember nanti dan besarannya sesuai dengan proyeksi pasar, yakni 25 basis poin maka akan memberikan kepastian bagi pelaku pasar sehingga diproyeksikan tidak terlalu mengguncang rupiah.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.424 dibandingkan Selasa (21/11) Rp13.438.Â