SUKABUMIUPDATE.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa (8/11) pagi bergerak melemah sebesar 28 poin menjadi Rp13.083, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.055 per dolar AS.
"Dolar AS bergerak stabil dengan kecenderungan terapresiasi terhadap mayoritas mata uang dunia karena meningkatnya prospek kemenangan untuk kandidat Presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa (8/11).
Ia menambahkan penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia itu juga terjadi setelah ada keterangan dari Biro Investigasi Federal (FBI) bahwa sesuai penyelidikan sebelumnya, tidak ada tuntutan hukum terhadap Hillary Clinton.
Di sisi lain, lanjut dia, penguatan dolar AS juga dipicu oleh pelaku pasar uang yang sedang waspada menanti data perdagangan Tiongkok dan potensi meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat pada Desember mendatang.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova mengatakan bahwa meski melemah, fluktuasi rupiah masih relatif stabil seiring dengan data ekonomi domestik yang dirilis tumbuh.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan III-2016 tumbuh 5,02 persen, sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III-2016 telah mencapai 5,04 persen.
Menurut dia, Indonesia yang masih membukukan pertumbuhan positif di tengah kondisi ekonomi global yang bervariasi membuat kepercayaan investor terhadap aset berdenominasi rupiah masih diminati.