SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), membuka kemungkinan untuk mendatangkan cabai dari Thailand menyikapi melonjaknya harga komoditas tersebut dalam tiga hari terakhir mencapai Rp80 ribu per kilogram dari harga normal sekitar Rp40 ribu.
"Karena produksi di Tanah Air saat ini bermasalah mau tidak mau harus didatangkan dari luar salah satunya dari Thailand yang masuk lewat Dumai," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi di Padang, Jumat (4/11).
Menurut dia hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan stok cabai agar harga lebih terkendali karena kebutuhan masyarakat tidak dapat dikurangi. Sementara untuk jangka panjang kami akan memberikan dukungan kepada daerah produsen cabai di Sumbar agar terjadi peningkatan produksi, kata dia.
Ia mengatakan kenaikan harga cabai hingga 100 persen merupakan kejadian berulang setiap tahun karena itu perlu langkah konkret yang dilakukan semua pihak termasuk jajaran Kementerian Pertanian.
Selain itu Pemkot telah memerintahkan jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) menanam cabai di rumah minimal 10 batang sehingga tiga bulan ke depan akan panen untuk kebutuhan sendiri, katanya.
Sebelumnya berdasarkan hasil survei Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi (PKSBE) Universitas Negeri Padang (UNP) Padang menghitung kebutuhan cabai warga Padang mencapai 36,91 ton per hari.
"Dari 36,91 ton tersebut sebanyak 22,5 ton dipasok dari Pulau Jawa dan sisanya berasal dari hasil produksi petani lokal," kata Peneliti PKSBE Universitas Negeri Padang, Johan Marta.
Ia mengatakan berdasarkan temuan survei preferensi dan perilaku konsumen terhadap permintaan cabai merah, pasokan cabai tersebut diangkut menggunakan lima truk ke padang setiap hari.
Menurut dia jika pasokan melalui jalur darat terkendala sehingga terlambat tiba di Padang, maka pedagang menyiasati dengan mengirim menggunakan pesawat udara.
"Oleh sebab itu pergerakan harga cabai di Padang sangat ditentukan oleh tingkat harga di Pulau Jawa serta kelancaran proses pengiriman, "kata dia.
Johan mengatakan karena tingginya konsumsi cabai tersebut, komoditas yang rasanya dikenal pedas itu menjadi salah satu komponen utama yang mempengaruhi angka inflasi di Sumbar jika stok di pasar berkurang atau menghilang.
Berdasarkan survei ditemukan 90 persen masyarakat memandang cabai sebagai salah satu bumbu masak utama yang penting dan harus tersedia, katanya.