SUKABUMIUPDATE.COM - Saat ini petani holtikultura di Kabupaten Sukabumi sedang mengelami masa sulit. Selain Hasil panen anjlok karena serangan hama, harga jual dikebun juga sangat rendah, untuk daun kol atau kubis hanya Rp1.000 per kilogram (kg).
“Rugi, karena tidak bisa menutup biaya operasional, mulai dari bibit, pupuk, pelihara hingga panen. Harga yang aman bagi petani di kebun itu minimal Rp2.000 per kg,†jelas petani sayuran di Desa Sudajaya, Kecamatan Sukabumi, Ocid Rohadi, Rabu (28/9).
Kepada sukabumiupdate.com, Ocid menjelaskan bahwa dengan sistem pasar yang panjang seperti saat ini, petani selalu dirugikan. Harga kol di pasar pasar tradisional di Kota dan Kabupaten Sukabumi, menurut Ocid saat ini adalah Rp3500 hingga Rp4000 per kg, ada selisih yang jauh dengan harga beli ditingkat petani.
“Yang selalu untung itu pedagang, agen dan tengkulak, petani yang tidak punya jaringan sendiri seperti kami ini, ya banyakan ruginya. Klo tidak dijual dengan harga murah, gmana kita mau tanam lagi,†lanjut pria yang sudah lebih dari 12 tahun menggeluti usaha pertanian ini.
Ocid berharap pemerintah kembali membentuk badan usaha atau koperasi di tingkat desa yang bisa mengakomodir kepentingan petani lokal. Sistem pasar saat ini diakui Ocid dikuasi oleh tengkulak yang mau untung sendiri, tanpa pernah memikirkan nasib petani.
“Ngancamnya kan gitu pak, ya udah klo nggak mau jual. Tidak ada agen yang mau masuk ke desa ini karena sudah dibagi wilayahnya. Jadinya jual paksa, belum lagi banyak kawan kami yang sudah terbelit hutang modal duluan,†pungkasnya.