Pakar: Indonesia Kekurangan Pemulia Tanaman

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.COM - Guru Besar Fakultas Pertanian IPB Prof Surjono Hadi Sutjahjo mengatakan, Indonesia kekurangan tenaga ahli pemulia tanaman untuk menghasilkan varietas baru pertanian.

"Ada anggapan menjadi pemulia akan memiliki masa depan yang suram. Makanya, pemulia tanaman kurang diminati dan jumlahnya sangat sedikit," kata Surjono di Bogor, Jabar, Jumat.

Ia mengatakan, tugas pemulia tanaman adalah menghasilkan varietas baru, untuk menghasilkan varietas tersebut pemulia membutuhkan waktu hingga puluhan tahun.

"Jadi tidak heran pemulia tanaman akan bekerja pada tanaman yang berusia pendek," katanya.

Menurut Surjono, dengan jumlah petani Indonesia sebanyak 31.71 juta jiwa (BPS, 2013), maka Indonesia membutuhkan 10.620 orang pemulia tanaman. Dengan asumsi satu orang pemulia tanaman melayani seribu hingga tiga ribu petani.

"Jumlah pemulia tanaman di Indonesia saat ini sekitar 600-an orang, jumlah ini tersebar di berbagai perguruan tinggi, instansi penelitian Pemerintah maupun swasta," katanya.

Untuk mempercepat tingkat produksi pangan nasional, lanjutnya, Indonesia membutuhkan 10 ribu pemulia tanaman.

Menurutnya, Indonesia jauh tertinggal dari Jepang dan negara Asia lainnya dalam menghasilkan varietas unggulan baru dan berada pada urutan keempat setelah Tiongkok, Korea dan Jepang.

"Saat ini Indonesia baru bisa menghasilkan 1.085 varietas baru dari tahun 1984 sampai 2014 atau rata-rata sekitar 81 varietas per tahun," katanya.

Jika dibandingkan dengan Tiongkok dan Korea, lanjutnya, tingkat penyediaan varietas baru mencapai dua sampai empat kali lipat lebih tinggi dari Indonesia.

Sementara Jepang sudah 20 kali lebih tinggi dari Indonesia, yakni setiap tahun mengeluarkan ribuan varietas baru.

Menurutnya, peran lembaga pendidikan tinggi seperti IPB dan perguruan tinggi lainnya sangat penting untuk mencetak calon pemulia tanaman di berbagai level.

"IPB telah memiliki program studi pemuliaan tanaman untuk level sarjana sehak tahun 1997 hingga 2005," katanya.

Saat ini, lanjutnya, di IPB hanya memiliki program studi pemuliaan dan bioteknologi tanaman pada level pascasarjana (S2) dan doktoral (S3) yang dikelola di bawah Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta.

Ia menyebutkan, saat ini IPB hanya memiliki 12 orang staf pendidik aktif di bidang pemulia tanaman sekaligus sebagai praktisi pemulia tanaman yang tergabung dalam divisi genetika dan pemuliaan, Departemen Agronomi dan Hortikultura.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tags :
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 23:52 WIB

Puluhan Rumah di Cidadap Sukabumi Terendam Banjir, Warga Berupaya Selamatkan Barang

Hingga kini warga masih berupaya menyelamatkan barang-barang.
Situasi banjir di Kampung Ciyocok, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu malam (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 23:37 WIB

Tiga Rumah di Simpenan Sukabumi Rusak Tertimpa Longsor, Penghuni Mengungsi

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Rumah yang tertimpa longsor di Kampung Cisaat, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 23:21 WIB

Jejak Ibu Soed di Sukabumi: Pendidikan, Musik, dan Lagu Tanah Airku yang Melegenda

Selain usaha kapal nelayan, Mohamad Niung juga membuka usaha kerajinan tangan.
Potret Ibu Soed. | Foto: aktualid.net
Sukabumi23 November 2024, 22:08 WIB

Kronologi Tabrakan Truk Molen Tol Bocimi dengan Mobil di Cibadak Sukabumi

Sopir mobil Honda CR-V menjalani perawatan di rumah sakit.
Truk molen proyek Tol Bocimi Seksi 3 yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 21:21 WIB

Truk Molen Belum Dievakuasi! Kecelakaan di Cibadak Sukabumi Bikin Macet

Kemacetan panjang terjadi di kawasan ini.
Truk molen yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 20:03 WIB

Sungai dan Gorong-gorong Meluap, Jalan Geopark Ciletuh Sukabumi Terendam Banjir

Erus menyebut ketinggian air kurang lebih 40 sampai 50 sentimeter.
Tangkapan layar jalan provinsi ruas Loji-Balewer-Puncak Darma di kawasan CPUGGp Kabupaten Sukabumi, terendam banjir pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Life23 November 2024, 20:00 WIB

7 Ciri Kamu adalah Seorang yang Fomo, Takut Ketinggalan Informasi dan Gila Medsos!

FOMO (Fear of Missing Out) adalah istilah yang merujuk pada perasaan cemas atau takut ketinggalan sesuatu yang penting atau menarik yang sedang terjadi, biasanya di lingkungan sosial atau media.
Ilustrasi - Tanda Kamu Orang yang FOMO Tapi Mungkin Tidak Menyadarinya (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi23 November 2024, 19:49 WIB

Banjir Rendam Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua Sukabumi, Lalu Lintas Sempat Macet

Bencana banjir ini sempat menyebabkan kemacetan panjang.
Kondisi banjir di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu sore (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 19:33 WIB

Dinding Rumah Warga di Ciemas Sukabumi Jebol Dihantam TPT Ambruk

Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian ini.
Kondisi rumah Mulyadi yang jebol di Kampung Bakanjati RT 03/04 Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 19:14 WIB

Jembatan Sungai Cibeureum Kota Sukabumi Ambruk, Akses Baros-Sindangpalay Putus

Hujan deras menyebabkan debit air Sungai Cibeureum meningkat secara signifikan.
Tangkapan layar video jembatan di Sungai Cibeureum Kota Sukabumi roboh pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa