SUKABUMIUPDATE.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.247, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.250 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa harga minyak dunia yang bervariasi dengan cenderungan melemah menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang rupiah untuk terapresiasi lebih tinggi.
"Adanya penambahan stok minyak di AS membuat harga minyak melemah sehingga berdampak pada laju mata uang komoditas, seperti rupiah," katanya.
Ia menambahkan bahwa menjelang pidato Ketua the Fed dalam simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, juga turut membuat pergerakan mata uang domestik terbatas.
"Pelaku pasar sedang menanti arah kebijakan moneter The Fed ke depan dalam simposium itu," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pergerakan mata uang rupiah juga dipengaruhi oleh data-data ekonomi dari Amerika Serikat, salah satunya laporan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua.
"Data itu ditunggu oleh kalangan pelaku pasar uang karena akan menjadi bahan pertimbangan bagi The Fed dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan tingkat suku bunganya," katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa meski mata uang rupiah bergerak dengan fluktuasi yang relatif stabil, program amnesti pajak menjaga harapan pelaku pasar terhadap perekonomian domestik.
"Diharapkan, dana repatriasi yang ditargetkan pemerintah dapat tercapai sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan infrastruktur," katanya.Â