SUKABUMIUPDATE.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa pagi bergerak menguat sebesar 32 poin menjadi Rp13.194, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.226 per dolar AS.
"Dolar AS melemah seiring dengan pelaku pasar yang menunggu sinyal terhadap kesiapan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa (23/8).
Ia menambahkan bahwa pelemahan dolar AS terjadi terhadap sebagian besar mata uang utama dunia, termasuk rupiah sebelum Ketua The Fed Janet Yellen memberikan pidato pada akhir pekan ini dalam simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
"Fokus pasar akan tertuju ke sana apakah ada indikasi The Fed menaikkan suku bunga pada tahun ini atau tidak," katanya. Â Â Â
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, pernyataan salah satu pejabat The Fed mengenai perekonomian AS yang terus membaik ternyata tidak terlalu solid untuk mempertahankan penguatan dolar AS.
"Penguatan dolar AS belum solid, bersamaan dengan imbal hasil US Treasury yang turun," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, saat ini fokus pelaku pasar uang tertuju pada kebijakan fiskal. Pencapaian amnesti pajak serta rencana penghematan APBN menjadi yang utama selain usaha-usaha pemerintah untuk mendulang pendapatan pajak.