SUKABUMIUPDATE.COM - Ditengah kelesuan ekonomi global, perajin batu hias di Kota Sukabumi menghadapi tantangan baru, yaitu harus bersaing dengan pengusaha bermodal besar. Persaingan terbuka ini membuat perajin modal kecil sulit melebarkan sayap untuk menembus pasar dunia.
Salah satu usaha kerajinan batu hias yang masih bertahan adalah CV Buana Raya yang berada di Jalan Garuda, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi. Usaha milik Suhenda (40)Â yang mulai dirintis sejak 10 tahun silam ini terpaksa memangkas jumlah karyawan hanya untuk tetap bertahan.
Suhenda secara khusus mengolah batu damar atau yang lebih dikenal sebagai batu amber. Ditempat ini batu damar diolah menjadi beragam aksesoris bernilai tinggi seperti gelang, liontin, kalung dan aksesoris perhiasan lainnya.
“Kami sempat merambah pasar Eropa tapi akhirnya harus rela tergusur oleh usaha bermodal besar, pangsa pasar kita diambil oleh pengusaha batu hias dengan investasi besar,†jelas Suhenda kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (20/8).
Suhenda menuturkan, dua tahun lalu masih banyak pesanan datang sehingga ia merekrut banyak pegawai penggosok batu dari kawasan selatan Kabupaten Sukabumi.
“Dulu ada 20an lebih karyawan penggosok batu yang bekerja dengan kemampuan produksi lebih dua ribu butir batu hias per harinya. Saat ini hanya tersisa lima orang,†lanjut Suhenda.
Rendahnya kemampuan olah batu yang dimiliki perajin lokal membuat pasar dunia beralih untuk langsung membeli bahan baku dari lokasi tambang.
“Bisnis online memudahkan proses transaksi bahan baku dengan konsumen membuat usaha kerajinan  kami makin terpuruk,†keluh Suhenda.
Suhenda dan para perajin batu hias Sukabumi membutuhkan sentuhan pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk meningkatkan kualitas produksi.
“Jelas kita butuh pelatihan dan bantuan peralatan pengolahan batu hias berstandar dunia, agar produk lokal Sukabumi bisa bersaing di pasar Internasional,†ungkap Suhenda lebih jauh.