SUKABUMIUPDATE.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (12/8) pagi, bergerak menguat tipis sebesar empat poin menjadi 13.099 rupiah dibandingkan sebelumnya di posisi 13.103 rupiah per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah masih berada dalam area penguatan seiring dengan aliran dana asing yang masih kuat baik ke pasar surat utang negara (SUN) maupun saham," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat (12/8).
Rangga Cipta menambahkan bahwa penguatan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh harga komoditas seperti minyak mentah yang mulai pulih.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,41 persen menjadi 43,73 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,30 persen menjadi 46,18 dolar AS per barel.
Ia mengatakan bahwa harga minyak yang naik dipicu oleh kombinasi komentar Energy Information Administration (EIA) yang optimistis permintaan akan melebihi pasokan minyak mentah serta komentar Arab Saudi yang menyerukan kerja sama antar anggota dan nonanggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam pertemuan mendatang untuk menahan produksi minyak mentah.
"Arab Saudi optimistis pertemuan dalam OPEC berhasil, sehingga mendorong harga minyak," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS melemah juga dipicu oleh memudarnya spekulasi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga pada tahun ini.
"Dolar AS melemah, kondisi ekonomi global yang belum membaik menghapus spekulasi kenaikan suku bunga AS," katanya.