SUKABUMIUPDATE.COM – Anda yang saat ini berusia 30an tahun ke atas, pasti sudah tidak asing lagi dengan nama kue tambang. Sejak kita duduk di bangku sekolah dasar, kue ini begitu populer sebagai jajanan murah meriah. Renyah digigit, dan rasa gurih sedikit manis jika dikunyah.
Hingga saat ini, Anda mungkin tidak pernah tahu, atau bahkan tidak pernah tertarik untuk mengetahui, di mana sesungguhnya penganan berbentuk tali tambang yang cocok untuk teman minum kopi itu dibuat?
Kampung Cipuntang, Desa Talaga, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, sudah lama dikenal sebagai sentra pembuatan penganan tradisional. Salah satu produk andalan dari kampung tersebut adalah kue tambang, untir-untir, atau ada juga yang menyebutnya kue pita, sudah populer semenjak zaman dulu dan tetap eksis hingga saat ini.
Salah satu pemilik rumah produksi kue tradisional ini, adalah Ali Nasrudin. Tidak kurang dari 50 kilogram kue renyah berbentuk tali tambang, diproduksi Ali setiap harinya. Ali tidak sendirian, ia juga mempekerjakan 30 orang warga sekitar kampungnya dalam memproduksi kue tambang racikannya.
 “Niat awal saya mempertahankan tradisi, sekaligus melanjutkan usaha turun temurun di kampung ini. Sempat kolaps karena kehilangan konsumen. Seiring waktu berjalan, ternyata penjualan kue ini terus mengalami peningkatan,†jelas Ali kepada sukabumiupdate.com
Bermodal 100 ribu rupiahj Ali yang dulunya bekerja pada pengusaha kue tradisional lainnya di Cipuntang itu, memberanikan diri membuka usaha sendiri sejak 2012 silam. Dengan dibantu tetangga, Ali terus memproduksi kue berbahan baku utama tepung terigu, gula pasir, dan bahan penyedap rasa lainnya ini.
“Alhamdulillah, walaupun sempat jatuh, tapi saya berhasil bangkit lagi. Berkat bantuan teman-teman dalam memasarkan kue tambang ini, kini kue buatan saya bisa menembus pasar di luar Sukabumi,†terang Ali dengan mimik bahagia.
Berkat kerja kerasnya, kini keuntungan usaha kue kering tradisional produksi Ali terus meningkat hingga mencapai lima juta rupiah per bulan. Pemasaran kue tambang yang dijual 500 rupiah per bungkus inipun semakin diminati semua kalangan, dari anak anak hingga dewasa.
Sukses selalu buat Ali Nasrudin.