SUKABUMIUPDATE.COMÂ -Â Indonesia dinyatakan lolos standar keselamatan dan keamanan penerbangan Federal Aviation Administration (FAA) dari Kategori 2 menjadi Kategori 1.
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Mohammad Alwi, di Bandung, Kamis, mengatakan, mereka telah menyelesaikan seluruh penilaian dan dinyatakan naik peringkat FAA itu.Â
"Akhirnya setelah 10 tahun, kita lolos dan duta besar Amerika Serikat sudah memberi selamat kepada saya," katanya.
Alwi mengatakan, FAA akan menyerahkan secara resmi sertifikat peningkatan peringkat itu, pekan ini.
"Setelah ganti empat menteri dan empat dirjen, akhirnya usaha ini berhasil. Saya sudah bilang ke Pak Jonan, bahwa tugas saya untuk FAA ini sudah selesai," katanya.
Pasalnya, pada waktu itu, ia diancam dicopot dari jabatannya apabila tidak berhasil menaikkan peringkat standar penerbangan tersebut.Â
"Karena ini menyangkut penerbangan dunia, aturan penerbangan itu bukan hanya aturan penerbangan di kantor kita atau di Indonesia tapi global," katanya.
Dengan lolosnya peringkat 1 FAA, maka maskapai Indonesia berhak terbang ke Amerikab Serikat lagi dan salah satu yang akan menjalankannya, yaitu maskapai Garuda Indonesia.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, M Arif Wibowo, sebelumnya, mengatakan, akan membuka rute ke New York dan Los Angeles pada 2017.
"Tahun depan kita akan coba karena ini sudah masuk rencana lima tahunan, kalau bisa lebih cepat," katanya.Â
Wibowo menyebutkan, potensi pasar penerbangan dari Negara Paman Sam itu ke Indonesia sebanyak 400.000 pemakai jasa penerbangan per tahun.Â
Dia menambahkan kota tujuan yang sangat berpotensi, yakni Los Angeles dan New York.
"Los Angeles sendiri potensinya 120.000 penumpang dan New York, kami sudah pelajari potensinya jauh lebih besar," katanya. Jika satu pesawat terbang bisa membawa 300 pemakai jasa penerbangan, maka jumlah itu harus diterbangkan oleh 400 kali penerbangan.
Nantinya, lanjut dia, penerbangan tersebut akan transit di Narita, Jepang, dengan mengoperasikan dua pesawat berbadan lebar Boeing B-777.
"Kami maunya langsung, tapi belum memungkinkan, jadi opsinya melewati Narita, Jepang," katanya. (ant)