SUKABUMIUPDATE.com - Pusat Kesenjataan Artileri Medan pada Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat atau Pussenarmed Kodiklatad akan melaksanakan latihan menembak senjata terpadu di Kecamatan Ciracap dan Ciemas, Kabupaten Sukabumi yang dimulai pada 10 hingga 14 Mei 2022.
Sejumlah senjata atau alutsista yang akan digunakan dalam latihan ini adalah meriam 155 mm GS M109A4-BE yang akan dipakai Yonarmed 4/105 GS/Parahyangan Kodam III/SLW.
Kemudian meriam 155 mm GS Caesar oleh Yonarmed 9/155/GS/Pasopati/1/1Kostrad.
Lalu, roket Astros II MK 6 oleh Yonarmed 10/Roket/Bradjamusti/1/1 Kostrad. Terakhir, meriam 76 mm digunakan oleh Yonarmed 13/76 Tarik/Nanggala/1/1 Kostrad.
Mungkin beberapa dari kita masih asing dengan alutsista (alat utama sistem senjata) yang digunakan latihan TNI AD di Ujunggenteng tersebut.
Untuk itu disini akan membahas sedikit mengenai alutsista-alutsista tersebut.
1. Meriam 155 mm GS M109A4-BE
Melansir dari laman tniad.mil.id, meriam 155 mm GS M109A4-BE merupakan upgrade dari meriam M109A2 buatan Amerika Serikat yang dibeli pada tahun 1984-1985. Peremajaan dilakukan oleh Belgia pada tahun 2007-2008. Secara teknis kemampuannya telah diperbaharui dengan teknologi terbaru dan mempunyai daya tempur sangat dahsyat dan mobilitas yang tinggi.
Dikutip dari laman indomiliter.com, M109A4 mengadopsi jenis laras L/39 Howitzer M185 kaliber 155 mm.
Jarak tembak konvensionalnya mencapai 18 km, sementara bila menggunakan RAP (Rocket Assisted Projectile) lontaran proyektil sanggup menjangkau sasaran sejauh 30 km. Sudut elevasi laras dapat digerakkan -3 sampai 75 derajat.
2. Meriam 155 mm GS Caesar
Meriam 155 mm GS Caesar diproduksi oleh perusahaan persenjataan asal Perancis, Nexter System.
Menurut laman tni.mi.id meriam 155 mm Caesar ini memiliki keunggulan dalam kecepatan menembak yakni mampu menembakan enam peluru seberat 47 kg per menitnya. Peluru dari meriam ini mampu menjangkau target hingga sejauh 39km.
Selain itu ketepatan mengenai sasaran dan kecepatan menembak maupun beralih kedudukan serta efesien terhadap kebutuhan logistik juga sangat mengesankan.
Caesar 155 mm ditempatkan pada truk bermesin Renault dengan bobot 19 ton yang mampu melaju hingga kecepatan maksimum 82 KM/jam.
3. Roket Astros II MK 6
Melansir dari indomiliter.com, roket Astros II MK 6 merupakan alutsista buatan Avibrás Aerospacial, sebuah perusahaan manufaktur alutsista asal Brasil.
Astros sendiri menjadi alutsista yang masuk dalam kelas MLRS (Multiple Launch Rocket System).
Alutsista ini mampu menembakkan roket multi laras dengan kaliber 127mm hingga 300 mm.
Astros II pada hakikatnya merupakan sebuah sistem lengkap yang terdiri dari komponen kendaraan peluncur, disebut sebagai AV-LMU (Universal Multiple Launcher).
Kemudian ditunjang dengan kendaraan pembawa/re-supply amunisi (AV-RMD), dimana AV-RMD mempunyai kapasitas angkut sebanyak dua kali untuk pengisian tiap AV-LMU.
Sedangkan untuk elemen pengendali tembakkan, dipercayakan kepada varian ranpur (kendaraan tempur) komando AV-VCC yang dilengkapi peralatan komunikasi untuk mengkoordinasikan sampai tiga baterai Astros II.
Dalam satu baterai Astros II, terdiri dari 13 kendaraan, yakni enam unit kendaraan peluncur roket, enam unit truk pembawa roket, dan satu unit kendaraan yang dilengkapi radar dan sistem kontrol peluncuran/penembakkan.
4. Meriam 76 mm
Meriam 76 mm memiliki bentuk yang cukup kecil jika dibandingkan dengan ketiga alutsista diatas, meriam ini sudah cukup lama melengkapi alutsista TNI AD.
meriam M-48 76mm merupakan meriam buatan Yugoslavia, alutsista ini dirancang semasa perang dingin yang dirancang untuk bergerak di wilayah pegunungan.
Karena itulah M-48 memiliki desain kompak dan ringan agar lebih memudahkan mobilitas bagi awak yang mengoperasikan.
Memiliki berat 680kg yang tergolong ringan jika dibandingkan dengan meriam kaliber 105mm dan meriam kaliber 120mm.
Meriam ini menggunakan dua roda dan akan ditarik kendaraan 4×4 sekelas jip untuk mobilitasnya.