Idul Fitri 1443 H: 2 atau 3 Mei? Cek Potensi Hilal 1 Syawal di Indonesia dan Dunia

Sabtu 30 April 2022, 17:58 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Penetapan 1 Syawal 1 Syawal 1443 H (Hijriah) atau Hari Raya Idul Fitri 2022 di Indonesia akan dilakukan dalam sidang Isbat Kementerian Agama pada hari Minggu 1 Mei 2022. Sidang membutuhkan data hasil pengamatan kegiatan rukyat hilal atau pengamatan Bulan sabit muda untuk memastikan apakah hilal dapat teramati atau tidak. 

Mengutip berita tempo.co, menurut kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), hasil rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni ketinggian 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat.

Bagaimana potensi keterlihatan hilal 1 Syawal nanti secara global maupun di Indonesia? Berikut penjelasan dari peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang,

- Pengamatan Sabtu, 30 April

Pergantian bulan baru membutuhkan prasyarat terjadinya konjungsi atau ijtimak. Ini adalah peristiwa Bulan dan Matahari berada di bujur astronomis yang sama ketika diamati dari Bumi. Setelahnya barulah menghitung posisi Bulan saat Matahari terbenam (hilal)--juga posisi Bulan dari Matahari atau sudut elongasi.

Konjungsi yang menjadi fase Bulan Baru awal Syawal 1443 H jatuh pada Sabtu, 30 April 2022, pukul 20.27.57 Universal Time atau Minggu, 1 Mei 2020, pukul 03.27.57 WIB. Itu artinya, untuk wilayah Eropa, Afrika dan sebagian Asia bagian barat-tengah mengalami konjungsi setelah Matahari terbenam pada Sabtu, 30 April 2022. Sedangkan Amerika Utara dan Selatan sudah mengalami konjungsi sebelum Matahari terbenam pada hari yang sama.

Sedangkan Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru akan mengalami konjungsi keesokan harinya, pada Minggu 1 Mei 2022. Indonesia berada dalam kelompok ini.

photoPeta visibilitas hilal awal Syawal 1443 Hijriah di seluruh dunia untuk pengamatan Sabtu petang, 30 April 2022. - (BRIN)</span

Untuk di Amerika Utara dan sebagian besar Amerika Selatan, ketinggian Bulan saat Matahari tenggelam pasca konjungsi terjadi bervariasi antara -1 hingga +1 derajat. Karena masih terlalu rendah dekat ufuk, Bulan sulit untuk diamati dengan bantuan alat sekalipun. Sehingga, kemungkinan hilal baru dapat disaksikan keesokan petangnya yakni pada 1 Mei 2022.

Sebagai tambahan, di Chile dan Argentina sedang mengalami Gerhana Matahari Sebagian. Beberapa jam setelahnya, saat petang, ketinggian hilal di kedua negara cukup rendah bahkan dekat dengan ufuk sehingga kemungkinan hilal sulit diamati.

Konjungsi baru terjadi di Selandia Baru, Papua Nugini, Oseania dan sebagian kecil Australia saat Matahari sudah terbit keesokan harinya. Andi memberikan catatan khususnya bahwa jika ijtimak terjadi setelah fajar/subuh astronomis di Selandia Baru, maka tidak ada negara manapun di dunia yang memenuhi ketinggian Bulan 5 derajat dan elongasi Bulan-Matahari 8 derajat.

"Sehingga, menurut kriteria Kalender Islam Global atau Rekomendasi Istanbul 2016, 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022," kata dia. Kriteria Kalender Islam Global mensyaratkan masuknya bulan baru dengan elongasi bulan lebih dari 8 derajat dan tinggi bulan lebih dari 5 derajat itu.

- Pengamatan Minggu 1 Mei 2022

Pada Minggu petang, 1 Mei 2022, sebagian besar Asia Tenggara, Jepang, Korea, Cina akan memenuhi elongasi geosentrik (diukur dari pusat Bumi) sebesar 6,4 derajat. Akan tetapi, wilayah tersebut belum memenuhi elongasi toposentrik (diukur dari permukaan Bumi) sebesar 6,4 derajat.

Di Cina, seluruh wilayahnya sudah memenuhi elongasi geosentrik 8 derajat, tetapi belum memenuhi elongasi toposentrik 8 derajat untuk wilayah barat laut seperti Urumqi/Xinjiang. Sebagian besar Asia Tengah dan Asia Selatan sudah memenuhi elongasi geosentrik 8 derajat, akan tetapi seluruh wilayah ini belum memenuhi elongasi toposentrik 8 derajat.

Timur Tengah, Eropa dan Afrika (kecuali Afrika Selatan) sudah memenuhi elongasi toposentrik 8 derajat. Bahkan beberapa wilayah seperti Afrika bagian Barat, Portugal dan Spanyol sudah mencapai 10,5 derajat untuk elongasi geosentriknya sehingga ada kemungkinan hilal dapat diamati tanpa menggunakan alat bantu di wilayah tersebut.

Wilayah Amerika Utara dan Amerika Selatan yang tertinggi elongasinya, sudah memenuhi 10,5 derajat baik geosentrik maupun toposentrik. Meskipun ketinggian hilal di Chile dan Argentina bervariasi 2-8 derajat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, 1 Syawal 1443 H di sebagian besar wilayah dunia akan jatuh pada Selasa, 2 Mei 2022.

- Pengamatan di Indonesia dan Asia Tenggara

Beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan kemungkinan akan berhari raya berbeda dari dunia pada umumnya. Ini jika berpegang teguh syarat sesuai MABIMS bahwa elongasi geosentrik maupun toposentrik 6,4 derajat atau lebih.

Elongasi toposentrik di Indonesia, di wilayahnya yang paling barat sekalipun yakni Sabang, belum sampai 6,4 derajat saat Matahari terbenam pada Minggu 1 Mei 2022. Baru beberapa menit setelahnya, pada jendela waktu yang disebut sebagai saat pengamatan hilal terbaik, wilayah seperti Sabang, Banda Aceh dan Aceh Besar sudah memenuhi elongasi toposentrik 6,4 derajat.

Ketika Bulan terbenam, di periode pengamatan berikutnya, elongasi 6,4 derajat tercapai di Gunungsitoli, Sibolga hingga Tebingtinggi. "Sehingga seluruh provinsi Aceh dan sebagian besar provinsi Sumatera Utara (termasuk kota Medan) sudah memenuhi elongasi toposentrik saat Bulan terbenam," kata Andi.

Negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, Vietnam, Laos dan Kamboja sama sekali tidak memenuhi elongasi toposentrik 6,4 derajat setelah Matahari terbenam hingga Bulan terbenam sekalipun. Sehingga ada kemungkinan di negara-negara tersebut menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Selasa, 3 Mei 2022.

Pada Selasa, ketika Matahari terbenam, elongasi 6,4 derajat di wilayah Indonesia sudah sampai ke Pulau Sulawesi hingga perbatasan Nusa Tenggara Barat dengan Nusa Tenggara Timur.

Seluruh Asia Tenggara dapat berhari raya Idul Fitri pada Senin, 2 Mei 2022, sebagaimana di sebagian besar wilayah di dunia apabila hanya mengikuti elongasi geosentrik. Pada Minggu petang, 1 Mei 2022, elongasi geosentrik di wilayah ini sudah sekitar 7 derajat.

SUMBER: TEMPO.CO

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Inspirasi25 November 2024, 08:00 WIB

Info Loker Jabodetabek Berikut Terbuka untuk Lulusan SMK/D3, Yuk Daftar!

Penempatan Wilayah Tangerang, Berikut Info Loker Lulusan SMK/D di Jabodetabek.
Ilustrasi. Penerimaan Karyawan. Info Loker Jabodetabek Berikut Terbuka untuk Lulusan SMK/D3, Yuk Daftar! (Sumber : Freepik/@yanalya)
Food & Travel25 November 2024, 07:00 WIB

Resep Membuat Lapis Legit, Kue Tradisional Jadul yang Populer Sejak Zaman Belanda

Kue Lapis Legit juga dikenal dengan nama Spekkoek dalam bahasa Belanda karena diperkenalkan oleh para penjajah Belanda di Indonesia.
Resep Kue Lapis Surabaya 4 Telur, Stok Camilan Manis di Rumah untuk Keluarga. Foto: IG/barecamagazine
Science25 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 25 November 2024, Awal Pekan Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan beberapa diantaranya hujan deras disertai petir saat siang hari pada 25 November 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan beberapa diantaranya hujan deras disertai petir pada 25 November 2024. | (Sumber : Foto: Freepik.com)
Sukabumi24 November 2024, 23:11 WIB

Mobil Jazz Merah Ngebut, Penyebab Kecelakaan Beruntun Maut di Sukaraja Sukabumi

Peristiwa kecelakaan beruntun maut di Sukabumi yang melibatkan empat mobil dan satu motor itu mengakibatkan satu orang tewas dan 6 orang lainnya terluka.
Mobil Honda Jazz merah penyebab kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi saat dievakuasi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 22:51 WIB

Kecelakaan Beruntun di Sukaraja Sukabumi Libatkan 5 Kendaraan, 1 Korban Meninggal

Berikut kronologi kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi yang libatkan 5 kendaraan.
Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan di Sukaraja Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Nasional24 November 2024, 22:15 WIB

Siap-siap, Harga Rumah Diproyeksi Bakal Naik Imbas Kebijakan PPN 12 Persen

Kenaikan tarif PPN 12 Persen mulai tahun depan ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR pekan lalu.
Ilustrasi rumah. (Sumber : Shutterstock)
DPRD Kab. Sukabumi24 November 2024, 21:24 WIB

Reses Loka Tresnajaya di Desa Kutajaya Sukabumi, Infrastruktur Mendominasi Aspirasi

Menurut Loka, Desa Kutajaya adalah salah satu desa terluas di Cicurug namun masih memiliki sejumlah wilayah yang belum tersentuh aspal.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Partai Golkar, H.M. Loka Tresnajaya menggelar reses di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sabtu 23 November 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi24 November 2024, 20:23 WIB

10 Penumpang Terluka, Kronologi dan Dugaan Penyebab Bus Terguling di Lingsel Sukabumi

Berikut kronologi dan dugaan penyebab bus terguling di jalur Lingkar Selatan atau Lingsel Kota Sukabumi.
Bus yang terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi saat dievakuasi oleh mobil derek. (Sumber Foto: Istimewa)
Life24 November 2024, 20:00 WIB

3 Legenda Curug Sanghyang Taraje, Tapak Sangkuriang Hingga Tangga Menuju Kayangan

Konon, Sangkuriang ingin mengambil bintang untuk Dayang Sumbi, ibu yang sangat dicintainya. Untuk mencapai bintang, Sangkuriang melewati Curug Sanghyang Taraje, yang dianggap sebagai tangga menuju kayangan.
Curug Sanghyang Taraje. Foto: IG/smiling.westjava