SUKABUMIUPDATE.com - Para ilmuwan di The Ohio State University tengah melakukan penelitian dan melaporkan lebih dari 5.000 spesies baru telah diidentifikasi di lautan.
Para peneliti studi yang menganalisis puluhan ribu sampel air dari seluruh dunia tersebut, berburu virus RNA atau virus yang menggunakan RNA sebagai materi genetiknya.
Baca Juga :
Mengutip dari suara.com, salah satu virus tersebut mencakup Novel coronavirus. Virus ini kurang dipelajari dibandingkan dengan virus DNA, yang menggunakan DNA sebagai materi genetiknya.
Keragaman virus yang baru ditemukan begitu besar sehingga para ahli mengusulkan, penggandaan jumlah kelompok taksonomi yang diperlukan untuk mengklasifikasikan virus RNA, dari lima filum yang ada menjadi 10 filum.
"Ada begitu banyak keragaman baru virus yang ditemukan dan seluruh filum baru ditemukan di seluruh lautan, yang menunjukkan mereka penting secara ekologis," kata Matthew Sullivan, profesor mikrobiologi dan penulis studi, dikutip dari Live Science, Senin (11/4/2022).
Studi virus RNA biasanya difokuskan pada virus-virus yang menyebabkan penyakit.
Beberapa virus RNA yang terkenal termasuk influenza, Ebola, dan virus Corona yang menyebabkan Covid-19. Tapi itu hanyalah sebagian kecil virus RNA di Bumi.
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Science, para peneliti menganalisis 35.000 sampel air yang diambil dari 121 lokasi di kelima lautan dunia.
Tim ilmuwan memeriksa urutan genetik yang diekstraksi dari organisme air yang dikenal sebagai plankton.
Para ahli menemukan urutan milik virus RNA dengan mencari gen kuno yang disebut RdRp. Analisis menunjukkan sebanyak lebih dari 44.000 sekuens dengan gen ini.
Namun, gen RdRp berusia miliaran tahun dan telah berevolusi berkali-kali.
Karena evolusi gen tidak dapat dilacak, sulit bagi para peneliti untuk menentukan hubungan evolusi antara urutan.
Oleh karena itu, para ahli menggunakan pembelajaran mesin untuk membantu megurutkannya.
Secara keseluruhan, tim mengidentifikasi sekitar 5.500 spesies virus RNA baru yang termasuk dalam lima filum yang ada, serta lima filum yang baru diusulkan.
Filum baru tersebut mencakup Taraviricota, Pomiviricota, Paraxenoviricota, Wamoviricota dan Arctiviricota.
Spesies virus dalam filum Taraviricota sangat melimpah di perairan beriklim sedang dan tropis, sementara virus dalam filum Arctiviricota berlimpah di Samudra Arktik.
Dengan memahami bagaimana gen RdRp menyimpang dari waktu ke waktu dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kehidupan awal berevolusi di Bumi.
SUMBER: SUARA.COM