WHO Bilang 99 Persen Populasi Global Hirup Udara Tak Sehat

Jumat 08 April 2022, 13:59 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Hampir seluruh populasi global atau sebanyak 99 persen, menghirup udara yang kualitasnya tak mencapai standar terbaru yang ditetapkan WHO pada tahun lalu. Itu artinya pula sebanyak 99 persen populasi global terancam kesehatannya.

Sebanyak lebih dari 6.000 kota di 117 negara sekarang bisa memantau kualitas udara masing-masing. Datanya menunjukkan, orang-orang yang tinggal di dalamnya masih menghirup udara dengan konsentrasi debu halus dan nitrogen dioksida yang tidak sehat. Populasi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menderita paparan yang tertinggi.

Temuan ini mendorong WHO untuk menyoroti pentingnya membatasi penggunaan bahan bakar fosil dan mengambil langkah nyata lainnya untuk mengurangi tingkat polusi udara kota-kota dunia. Data dirilis menjelang Hari Kesehatan Sedunia pada 7 April, yang tahun ini mengusung tema ‘Planet Kita, Kesehatan Kita’.

“Kekhawatiran energi saat ini menyoroti pentingnya mempercepat transisi ke sistem energi yang lebih bersih dan lebih sehat,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

Dia menyebut tantangan kembar di sektor kesehatan dari polusi udara dan perubahan iklim. "Menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk bergerak lebih cepat menuju dunia yang jauh lebih sedikit bergantung pada bahan bakar fosil.”

Pembaruan database kualitas udara WHO pada tahun ini memperkenalkan pengukuran di permukaan untuk konsentrasi rata-rata tahunan nitrogen dioksida (NO2), polutan perkotaan pada umumnya serta prekursor partikulat (debu) dan ozon. Ini juga mencakup pengukuran partikel dengan diameter sama atau lebih kecil dari 10 mikrometer (PM10) atau 2,5 mikrometer (PM2,5). Kedua kelompok pencemar tersebut terutama berasal dari aktivitas manusia yang berkaitan dengan pembakaran bahan bakar fosil.

Basis data kualitas udara yang baru adalah yang paling luas dalam cakupan paparan polusi udara di permukaan. Sebanyak lebih dari 2.000 kota atau permukiman manusia sekarang ini merekam data pemantauan di permukaan untuk partikel, PM10 dan/atau PM2,5. Ini menandai peningkatan hampir 6 kali lipat dalam pelaporan sejak database diluncurkan pada 2011.

Sejalan dengan itu bukti dasar kerusakan tubuh manusia telah berkembang pesat dan menunjukkan kerusakan signifikan yang disebabkan oleh bahkan tingkat rendah dari banyak jenis polutan di udara. Partikel debu, terutama PM2,5, mampu menembus jauh ke dalam paru-paru dan memasuki aliran darah, menyebabkan dampak kardiovaskular, serebrovaskular (stroke), dan pernapasan.

Ada bukti yang muncul bahwa partikel berdampak pada organ lain dan juga menyebabkan penyakit lain. Sedangkan polutan NO2 dikaitkan dengan penyakit pernapasan, terutama asma, yang menyebabkan gejala pernapasan (seperti batuk atau kesulitan bernapas), rawat inap di rumah sakit, dan kunjungan ke ruang gawat darurat.

WHO, kemudian, pada tahun lalu merevisi Pedoman Kualitas Udaranya, menjadikannya lebih ketat dalam upaya membantu negara-negara mengevaluasi kesehatan udara mereka sendiri dengan lebih baik.

Data kualitas udara global

Di 117 negara yang melakukan pemantauan, kualitas udara di 17 persen kota di negara berpenghasilan tinggi berada di bawah Pedoman Kualitas Udara WHO untuk PM2,5 atau PM 10. Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, hanya satu persen kota yang memenuhi ambang batas yang direkomendasikan WHO.

Secara global, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah masih mengalami paparan yang lebih besar terhadap tingkat debu halus yang tidak sehat dibandingkan dengan rata-rata global. Tetapi pola NO2 berbeda, menunjukkan sedikit perbedaan antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah dan menengah.

Sekitar 4.000 kota di 74 negara mengumpulkan data hasil pengukuran NO2 di permukaan. Secara gabungan, pengukuran mereka menunjukkan bahwa hanya 23 persen orang di tempat-tempat ini menghirup konsentrasi rata-rata tahunan NO2 yang memenuhi versi terbaru Pedoman Kualitas Udara WHO.

“Setelah selamat dari pandemi, tidak dapat diterima untuk masih memiliki 7 juta kematian yang dapat dicegah dan tahun-tahun kesehatan yang hilang yang tak terhitung jumlahnya karena polusi udara yang sebenarnya dapat dicegah,” kata Maria Neira, Direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO.

SUMBER: TEMPO.CO

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tags :
Berita Terkini
Sukabumi Memilih31 Januari 2025, 02:09 WIB

Termasuk Sukabumi, Nasib 11 Sengketa Pilkada Di Jabar Diputuskan 4-5 Februari

Mahkamah Konstitusi (MK) dijadwalkan akan membacakan putusan dismissal terhadap setiap sengketa Pilkada 2024. Dari seluruh sengketa yang ada, sebelas diantaranya terjadi di Jawa Barat, pada 4-5 Februari 2025.
Hakim MK dalam sidang perdana sengketa hasil Pilbup Sukabumi 2024. (Sumber : YouTube/Mahkamah Konstitusi)
Keuangan30 Januari 2025, 22:49 WIB

Fokus 3 Program Prioritas, Pemprov Jabar Kaji Efisiensi APBD 2025 hingga Rp4 Triliun

3 Program yang menjadi prioritas Pemprov Jabar di APBD 2025 adalah pembangunan jalan, elektrifikasi dan pembangunan ruang kelas baru.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin saat memimpin rapat pembahasan tindak lanjut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBD 2025, Kamis (30/1/2025). | Foto: Humas Jabar
Sukabumi30 Januari 2025, 22:41 WIB

Izin Tak Kunjung Diurus, DPMPTSP Sukabumi Tegas Minta Proyek Tambak Udang Di Minajaya Ditunda

Kepala DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, mengatakan surat teguran tertulis sudah dilayangkan sebanyak dua kali kepada pihak perusahaan PT. Berkah Semesta Alam selaku pengembang proyek Pembesaran Crustasea Air Payau.
Lokasi proyek tambak udak di Minajaya, Desa Buniwangi, Surade, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Aplikasi30 Januari 2025, 22:33 WIB

Dinkes Kabupaten Sukabumi Sosialisasi Penggunaan e-Katalog Versi 6.0, Ini Tujuannya

Sosialisasi ini agar proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Dinas Kesehatan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Kegiatan sosialisasi Dinkes Kabupaten Sukabumi terkait implementasi e-Katalog versi 6.0 (Sumber Foto: Turangga Anom)
Sukabumi30 Januari 2025, 21:30 WIB

Kades Di Lengkong Sukabumi Kembali Didemo Soal ADD, DPMD Minta Warga Tunggu Hasil Inspektorat

Aksi demontrasi warga ini merupakan kedua kalinya menuntut transparansi penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), serta PBB.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa DPMD Kabupaten Sukabumi, Hodan Firmansyah saat memberikan penjelasan kepada para demonstran | Foto : Ragil Gilang
Kecantikan30 Januari 2025, 21:00 WIB

6 Manfaat Eksfoliasi Sebelum Tidur Malam, Bantu Kulit Tampak Lebih Cerah!

Meski bagus untuk dilakukan, jangan Eksfoliasi terlalu sering, namun cukup 2-3 kali seminggu agar kulit tidak iritasi.
Ilustrasi. Eksfoliasi membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. (Sumber : Freepik/@freepik)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 20:58 WIB

Dalam Bentuk 4 Komitmen, DPRD Kawal Aspirasi Guru Honorer R3 Kabupaten Sukabumi

DPRD Kabupaten Sukabumi memahami apa aspirasi para guru honorer R3 dan siap memperjuangkan kepastian hukum bagi mereka.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali saat menunjukan hasil kesepakatan audiensi dengan perwakilan forum guru honorer R3. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:27 WIB

Penyerahan Ijazah Gratis Tuai Kekhawatiran dari Kepsek Sekolah Swasta di Sukabumi

Kebijakan Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi soal penyerahan ijazah gratis disebut bisa matikan sekolah swasta jika tidak dibarengi dengan solusi yang bijak.
Kepala SMK Jamiyyatul Aulad Palabuhanratu Sukabumi, Andriana (kiri), saat menyerahkan ijazah gratis kepada siswanya, Kamis (30/1/2025). Hal itu sesuai permintaan Dedi Mulyadi. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:24 WIB

Pengunjung Minta Maaf Usai Viral, Akui Tak Sengaja Keluhkan Tarif Di Pantai Citepus Sukabumi

Setelah video tersebut viral dan memicu banyak reaksi dari warga, pengunggah video yang diketahui bernama NH (38), seorang warga Desa Gunung Karamat, Kecamatan Cisolok, akhirnya memberikan klarifikasi dan meminta maaf
Pengunjung Pantai RTH Citepus Palabuhanratu Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Musik30 Januari 2025, 20:00 WIB

16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada

Februari 2025 menjadi bulan cukup padat untuk Indonesia karena akan ada konser dari musisi Internasional baik itu Korea Selatan maupun Amerika Serikat.
16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada (Sumber : Instagram/@mecimapro)