SUKABUMIUPDATE.com - Kecoa merupakan serangga yang sudah hiudp sejak 66 juta tahun yang lalu saat batu asteroid yang dikenal sebagai penabrak Chicxulub jatuh dari luar angkasa kemudian menghantam Bumi.
Dampak dari tabrakan tersebut menyebabkan terjadinya gempa Bumi besar. Para Ilmuwan memperkirakan hal itu juga dapat memicu letusan gunung berapi ribuan mil dari lokasi tumbukan.
Sekira tiga perempat tumbuhan dan hewan di Bumi mati, termasuk semua dinosaurus, kecual beberapa spesies yang merupakan nenek moyang burung masa kini.
Dikutip dari suara.com, hewan yang bertahan hidup tersebut salah satu adalah kecoa. Meski hanya memiliki panjang beberapa inci, batuan antariksa tidak memusnahkan spesies tersebut.
Bukan tanpa sebab, itu karena kecoa dilengkapi struktur tubuh yang baik untuk hidup melalui bencana meteor.
Jika diperhatikan, kecoa memiliki tubuh yang sangat rata. Serangga yang lebih datar dapat menekan diri ke tempat yang lebih sempit.
Kondisi ini memungkinkan kecoa untuk bersembunyi secara praktis di mana saja. Saat meteor menghantam, suhu di permukaan Bumi meningkat.
Banyak hewan tidak memiliki tempat untuk melarikan diri, tetapi kecoa bisa berlindung di celah-celah tanah kecil, yang memberikan perlindungan yang sangat baik dari panas.
Tabrakan batu luar angkasa memicu berbagai efek, salah satunya menyebabkan banyak debu sehingga langit menjadi gelap.
Itu membuat Matahari meredup, suhu menurun, dan kondisi menjadi dingin.
Dengan sedikit sinar Matahari, tanaman harus bertahan hidup dan banyak organisme lain yang bergantung pada tanaman tersebut.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi kecoa. Tidak seperti beberapa serangga yang lebih suka memakan satu tanaman tertentu, kecoak adalah pemakan segalanya.
Dengan kata lain, kecoa akan memakan sebagian besar makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, kardus, bahkan kotoran.
Memiliki pola makan yang tidak pemilih memungkinkan kecoa untuk bertahan hidup dari peristiwa kepunahan dinosaurus.
Dilansir suara.com dari Live Science pada Rabu,6 April 2022, sifat lain yang membantu lainnya adalah kecoak bertelur dalam kotak pelindung kecil.
Kotak telur yang disebut oothecae ini bersifat keras dan melindungi telur dari kerusakan fisik dan ancaman lainnya, seperti banjir dan kekeringan.
Hingga saat ini, para ilmuwan memperkirakan ada lebih dari 4.000 spesies kecoa.
Hewan ini merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan manusia karena dapat memicu serangan asma dan reaksi alergi. Namun, kecoak lebih dari sekadar hama yang harus dikendalikan.
Para ilmuwan yang mempelajari kecoa mengatakan bahwa tubuh hewan tersebut sangat baik sebagai ide untuk merancang robot.
SUMBER: SUARA.COM