SUKABUMIUPDATE.com - Untuk pertama kalinya para ilmuwan menemukan potongan kecil plastik atau Mikroplastik dalam darah manusia.
Disadur dari suara.com, Penelitian baru mendeteksi mikroplastik dalam 80 persen orang yang diuji, meskipun saat ini implikasi kesehatan dari penemuan mikroplastik dalam darah masih belum jelas.
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Environment International ini, memeriksa sampel darah dari 22 orang dewasa yang sehat dan menemukan jejak mikroplastik pada 17 orang.
Plastik tersebut termasuk bahan yang umum digunakan dalam botol, kemasan makanan dan kantong plastik.
Penelitian lain menunjukkan bahwa plastik tersebut secara rutin tertelan dan melewati sistem pencernaan manusia hingga berakhir di tinja.
Tetapi para ahli mengatakan studi ini adalah pertama kalinya ilmuwan menemukan plastik di dalam sistem peredaran darah.
Secara teori memungkinkan plastik untuk beredar secara lebih luas di dalam tubuh manusia.
"Studi kami adalah indikasi pertama bahwa kita memiliki partikel polimer dalam darah kita," kata Dick Vethaak, ahli ekotoksikologi di Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, dikutip dari Gizmodo pada Jumat, 25 Maret 2022.
Para ilmuwan semakin meningkatkan kewaspadaan seputar potensi dampak kesehatan mikroplastik, baik bagi manusia maupun satwa liar.
Plastik ini dapat mengandung bahan kimia yang dikenal dapat meniru hormon alami manusia, sehingga lebih berbahaya atau mengganggu kesehatan anak-anak.
Menurut beberapa penelitian, akumulasi plastik mungkin juga dapat merusak sel manusia secara langsung.
Pada 2020, laporan yang ditulis oleh peneliti lingkungan dan hormon menyatakan plastik sebagai ancaman kesehatan global.
Pada saat yang sama, para peneliti mengingatkan bahwa temuan ini didasarkan pada ukuran sampel yang sangat kecil.
Meskipun tim peneliti lain sudah merencanakan studi yang lebih besar untuk mengkonfirmasi hasil temuan.
Beberapa penelitian terpisah juga telah menemukan hubungan antara paparan plastik dengan berbagai kondisi kesehatan seperti penyakit radang usus, diabetes tipe dua dan bahkan kanker.
Walau begitu, tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh mikroplastik masih belum pasti.
SUMBER: SUARA.COM