SUKABUMIUPDATE.com - Dalam upata memahami dan untuk menembus fenomena alam Aurora borealis aktif yang berada di ketinggian 100 mil, NASA berencana akan kirim dua roket.
Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai aurora karena para ilmuwan tidak begitu yakin, bagaimana aurora berinteraksi dengan atmosfer alami Bumi.
Mengutip dari suara.com, Para ahli di lembaga INCAA menjelaskan bahwa atmosfer Bumi terdiri dari berbagai lapisan, manusia hidup di lapisan paling bawah.
Pada lapisan tersebut, unsur-unsur seperti oksigen dan nitrogen seimbang, dengan menahan elektron di orbit atom. Wilayah ini disebut sebagai atmosfer gas netral.
Baca Juga :
Di lapisan atas, banyak unsur yang akan berubah. Lapisan atas atmosfer di mana manusia hidup terkena sinar Matahari dengan cara yang berbeda dan sinar ini mengubah komposisi atom di dekatnya.
Sinar Matahari merobek elektron, yang biasanya bermuatan negatif, dari orbitnya dan mengubahnya menjadi partikel positif.
Lingkungan tersebut sangat berbeda dengan atmosfer gas netral, sehingga dikenal sebagai plasma. Dengan adanya dua jenis atmosfer ini, terjadi pergeseran satu sama lain.
"Aurora terjadi ketika matahari mengeluarkan sekumpulan elektron bermuatan, dari tubuhnya sendiri yang seperti plasma, dalam sebuah peristiwa yang disebut lontaran massa koronal," kata Stephen Kaeppler, asisten profesor fisika dan astronomi di Clemson University.
Menurutnya, elektron tersebut terkadang terperangkap di atmosfer Bumi, berinteraksi dengan partikel lain, dan bersama-sama, menghasilkan iluminasi warna-warni yang luar biasa.
Para ilmuwan ingin mengetahui apa yang dilakukan partikel aurora terhadap ruang di atmosfer tempat gas netral bertemu plasma.
Hipotesis sementara menyebut aurora bisa membuat wilayah perbatasan jatuh lebih rendah, tinggi, atau bahkan terlipat.
Dilansir dari Cnet, Selasa (22/3/2022), Kaeppler dan tim misi INCAA akan mengirimkan dua roket berisi muatan penelitian dari landasan peluncuran di Poker Flat, Alaska.
Masing-masing akan diluncurkan secara langsung menuju ke aurora aktif.
Roket-roket tersebut adalah kendaraan peluncuran berukuran kecil yang melayang-layang di luar angkasa selama beberapa menit, kemudian jatuh kembali ke Bumi.
Namun saat terjatuh, muatan ilmiah yang dibawanya akan mendapatkan banyak informasi berharga tentang aurora.
Menurut tim ahli, salah satu roket akan melepaskan pelacak uap untuk melacak bagaimana angin di dekat aurora bergerak.
Sementara roket lainnya akan mengukur suhu dan kepadatan plasma di sekitar aurora. Misi ini dijadwalkan akan diluncurkan pada 23 Maret 2022.
SUMBER: SUARA.COM