SUKABUMIUPDATE.com - Sumber gempa di zona Megathrust selatan Jawa Barat, di perairan Sukabumi dan Cianjur sangat aktif dalam 4 hari terakhir. BMKG mencatat pasca gempa mengguncang hingga DKI dan Banten pada 16 Maret 2022, hari ini Sabtu (19/3/2022) hingga pukul 11.33 WIB ada dua gempa dengan kekuatan diatas 4 magnitudo di zona yang sama.
Data BMKG menyebut, gempa dengan magnitudo 4.0, terjadi 09:07:03 WIB, dengan lokasi di 8.23 LS - 106.86 BT, 142 km Tenggara Kabupaten Sukabumi Jabar dengan kedalaman 10 KM. Gempa dangkal ini tak cukup dirasakan oleh banyak warga Sukabumi, khususnya di pesisir.
Beberapa jam sebelumnya, wilayah Kabupaten Sukabumi kembali lagi diguncang gempa 4.9 Magnitudo, pada Jumat 18 Maret 2022 malam pukul 22:04:03 WIB. BMKG mencatat pusat gempa berada di koordinat 8.33 LS dan 106.83 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 152 km Tenggara KAB-SUKABUMI-JABAR pada kedalaman 16 kilometer.
"Adapun dampak dari gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Simpenan dengan Skala Intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," ungkap Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Selatan, Hartanto dalam rilisnya.
Gempa-gempa di perairan selatan Sukabumi-Cianjur Jawa Barat ini menurut BMKG, dipicu aktivitas Zona Subduksi atau Megathrust. Di mana Lempeng Indo-Australia menyusup menunjam kebawah Lempeng Eurasia.
Pada Rabu, 16 Maret 2022 pukul 10.01 WIB, sebagian besar warga di 3 provinsi, DKI, Banten dan Jabar dikejutkan oleh guncangan gempa yang juga berlokasi di zona ini, pesisir selatan Jawa Barat. Gempa dengan berkekuatan magnitudo 5,3 ini merusak rumah warga di Pesisir selatan, Sukabumi, Cianjur dan Kabupaten Bandung, dan memicu gempa-gempa susulan.
Baca Juga :
Baca Juga :
Baca Juga :
Baca Juga :
Ahli gempa bumi dan tsunami BMKG, Dr Daryono menyebut berdasarkan sumber dan pergerakannya gempa ini serupa dengan ciri gempa megathrust. "Gempa ini terjadi karena dipicu aktivitas subduksi lempeng dengan mekanisme sumber dengan pergerakan naik (thrust fault). Ciri dari gempa di zona megathrust," jelasnya melalui pesan singkat kepada sukabumiupdate.com.
Mengutip berita cnnindonesia.com, Daryono mengatakan 13 gempa selama sepekan terjadi dengan variasi magnitudo dan kedalaman. 10 dari 13 gempa yang terjadi sepekan, terjadi karena dipicu aktivitas subduksi lempeng, seperti gempa di Selatan Jawa Barat Magnitudo 5,3 pada Rabu 16 Maret dan dan gempa Siberut M6,7 pada Senin 14 Maret 2022.
Ia mengatakan dengan adanya aktivitas gempa ini, masyarakat harus waspada sumber gempa megathrust tanpa mengabaikan sumber gempa dari sesar aktif lain. "Dari aktivitas gempa terkini, kita memang harus mewaspadai sumber gempa megathrust tetapi tidak sampai mengabaikan sumber gempa sesar aktif yang lokasinya dekat dengan permukiman masyarakat," ujar Daryono lewat pesan teks.
Deretan gempa sepekan dalam waktu berdekatan ini disebut Daryono bukan karena saling picu antara gempa satu dan yang lain. Melainkan karena sumber gempa di Indonesia sangat banyak dan aktif.
"Peningkatan aktivitas gempa sepekan terakhir ini merupakan hal yang wajar, karena sumber gempa kita memang banyak dan sangat aktif, kita tetap tenang dan tidak perlu panik," ujarnya.
Daryono mengingatkan warga tetap waspada atas potensi bahaya gempa dan tsunami di wilayah Indonesia.Upaya mitigasi disebut harus tetap disiapkan. "Rentetan gempa sepekan terakhir merupakan bagian dari proses alam, yang sebenarnya dapat diantisipasi dan dikurangi risikonya," pungkasnya.