SUKABUMIUPDATE.com - Keyboard warrior merupakan istilah yang ditujukan untuk seseorang yang hanya berani berpendapat dan menghina pihak tertentu di dunia maya. Biasanya orang seperti itu hanya berani di dunia maya saja, tidak dengan dunia nyata.
Keyboard warrior biasanya dilakukan oleh seseorang yang pendapatnya saling bertolak belakang dengan orang lain. Ia akan memberikan argumen yang menyudutkan orang lain dan berusaha memenangkan perdebatan.
Keyboard warrior akan melakukan berbagai cara agar bisa menang dengan lawannya, meskipun cara tersebut negatif seperti pelecehan dan penghinaan.
Baca Juga :
Melansir tempo.co, keyboard warrior cenderung lebih bebas dan lebih terbuka dalam berpendapat dan berekspresi di dunia maya ketimbang di dunia nyata. Peneliti menyebut hal tersebut sebagai efek disinhibisi.
Efek disinhibisi ini bagaikan dua sisi mata uang, ada disinhibisi jinak dan beracun. Disinhibisi jinak merujuk pada tindakan kebaikan dan kemurahan hati. Sedangkan, disinhibisi beracun merujuk pada orang-orang yang menumpahkan kritik pedas mengarah pada kebencian dan perkataan kasar yang jarak muncul di dunia nyata.
Dunia maya seolah menjadi menghilangkan batas-batas hambatan psikologis yang menghalangi kebutuhan batin. Mengapa bisa begitu?
1. Anonimitas disosiatif
Saat berselancar di dunia maya, Anda bisa memilih menjadi anonim dan sebagian besar orang tidak akan bisa mengenali Anda dengan mudah. Anonimitas bekerja sangat baik untuk efek disinhibisi.
Saat orang memiliki kesempatan memisahkan tindakan mereka dari dunia nyata dan identitas mereka, mereka akan merasa tidak apa-apa untuk membuka diri. Saat menunjukkan perilaku keyboard warrior yang agresif ataupun kasar, orang itu mungkin meyakinkan diri mereka jika “itu bukan saya”. Dalam psikologi, ini disebut disosiasi.
2. Tidak terlihat
Di dunia maya, kemungkinan orang lain tidak dapat melihat Anda. Kekuatan bersembunyi ini tumpang tindih dengan anonimitas. Ini karena anonimitas adalah penyembunyian identitas.
Meski begitu, ada perbedaan penting. Dalam komunikasi teks seperti email, blog, chat, dan lainnya, orang lain mungkin tahu siapa Anda. Tetapi, mereka tetap tidak bisa melihat atau mendengar Anda. Dengan identitas terlihat, namun fisik Anda tidak terlihat akan bisa memperkuat efek disinhibisi.
Anda tak perlu khawatir tentang penampilan atau suara Anda maupun orang lain. Seringkali melihat ekspresi orang lain bisa merusak apa yang ingin diungkapkan. Dalam psikoanalisis misalnya, analis duduk di belakang pasien supaya tetap menjadi sosok yang ambigu secara fisik sehingga pasien memiliki kebebasan untuk mendiskusikan apapun yang dia inginkan.
3. Semuanya ada di kepala
Berada dalam dunia maya dan berinteraksi dengan teks seringkali membuat kita “mendengar” kata-kata orang itu saat membaca pesan dari dia. Secara tidak sadar, rasanya seolah-olah Anda sedang berbicara dengan diri Anda sendiri.
Sehingga Anda akan mengatakan segala macam hal yang tidak dikatakan kepada orang lain. Ini juga berlaku saat membaca komentar dan argumen orang lain, Anda akan seolah-olah mendengar suara Anda sendiri, lalu mengatakan apa saja yang Anda inginkan, dan tanpa sadar menjadi seorang keyboard warrior.
SUMBER: TEMPO.CO