SUKABUMIUPDATE.com - Pernahkah Anda merasakan atau menyadari jika makanan yang kita dapat ketika di dalam Pesawat rasanya seperti kurang enak atau hambar?
Makanan seperti, sandwich, coklat, jus atau kue-kue kering. Apakah karena makanan yang kita dapat di Pesawat memang tidak enak?
Itu bukan perasaan Anda atau bukan karena makananya tidak enak. Penerbangan memang memiliki efek nyata yang membuat rasa dan bau pada makanan dan minuman yang kita konsumsi diatas ketinggian 30.0000 kaki menjadi berubah.
Ada alasan tersendiri mengapa rasa makanan dan minuman di atas pesawat berubah. Menurut Herbert Stone yang memiliki gelar PhD di bidang nutrisi dan bekerja dibidang makanan untuk Misi Bulan Apollo.
Penyebab dari makanan dan minuman yang berubah bau dan rasa adalah karena suhu pesawat yang dingin. Kita tidak akan merasakan rasa dengan baik saat keadaan dingin.
Hal yang harus kita ingat, bahwa rasa dan bau adalah kombinasi yang tidak dapat dipisahkan, jadi apa yang mempengaruhi indera penciuman Anda, pasti juga mempengaruhi indera rasa.
Saat pesawat terbang, Kabin pesawat bertekanan menurunkan kadar oksigen darah, itu menyebabkan kurangnya kemampuan reseptor penciuman kita.
Selain itu, udara kabin pesawat yang terus bersirkulasi dan sangat kering, kelembaban rata-rata 12 persen secara langsung mempengaruhi fungsi hidung.
"Kelembaban rendah dan pergerakan udara akan mengeringkan saluran hidung dan ini mengurangi sensitivitas bau dan rasa" kata Stone.
Kebisingan juga dapat mempengaruhi rasa pada makanan, ketika di pesawat bising dan degungan mesin pesawat yang terdengar jelas juga salah satu penyebabnya.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Fraunhofer Institute for Building Physics menyatakan: diketinggian, rasa garam akan menurun menjadi antara 20% hingga 30%, untuk rasa gula sendiri menurun menjadi 15% sampai 20%. Justeru kebalikanya, rasa buah dan asam memiliki rasa yang stabil.
Selain itu, menurut Antonio Fernandez, wakil presiden senior Aero Mexico untuk produk on-board menjelaskan bahwa saat kita terbang, kita kehilangan hampir 70% indra perasa kita.
Hal tersebut justeru menjadi PR para koki maskapai. Hingga mereka mencari tahu ada beberapa rasa yang masih bisa dinikmati ketiga diatas ketinggian.
Misal salah satunya adalah rasa pedas dan rasa yang kuat cukup ketika di bumi akan stabil di ketinggian.
Rasa buah-buahan, seperti rasa jeruk, rasa umami yang ditemukan dalam jamur, rumput laut, keju keras dan daging yang memberikan cita rasa yang kuat pada hidangan, sehingga rasanya akan tetap enak.
"Rasa seperti kapulaga, kayu manis, jahe, parmesan, tomat, jamur, kedelai, daging dan lentil" adalah penambah rasa yang cocok untuk koki Aeromexico, kata Fernandez.
Sedangkan Masakan yang mengandalkan rasa halus atau lembut seperti ikan dan pasta contohnya, ketika di pesawat akan kehilangan rasa yang dengan jumlah besar atau akan terasa hambar.
Namun, hal ini malah menjadi tantangan bagi sebagian koki. Agar mereka bereksperimen menemukan rasa yang bisa bertahan di atas ketinggian.
"Saya sebenarnya menyukai tantangan yang diajukan karena ini memungkinkan saya untuk berkreasi tentang cara membuat beberapa makanan tetap renyah, lembut di hidangkan masih panas dan lezat," kata Brad Farmerie, Koki Eksekutif di Saxon + Parole New York City. Dia mengembangkan menu untuk Mint, layanan kelas premium JetBlue.
Ketika dia mengembangkan menu untuk maskapai, "Saya tahu bahwa saya perlu memasukkan keasaman, panas dan umami untuk menggantikan indera penciuman dan rasa yang berkurang. Elemen-elemen ini memberi masakan 'daya angkat' dan menajamkan rasa alami dari makanan tersebut tanpa perlu lebih banyak garam, "tambahnya.
Jadi, bukan karena masakannya yang asal-asalan melainkan faktor suhu. Jika Anda ingin menambahkan rasa dalam makanan diatas pesawat Anda bisa membawanya dari rumah atau bisa membawa saus untuk rasa pedas.