SUKABUMIUPDATE.com - Curut spesies baru ditemukan di Sulawesi oleh Peneliti dari Pusat Riset Biologi Badan Riset Nasional dan Inovasi (BRIN) bersama mitra luar negeri melalui penelitian yang dilakukan kurang lebih satu dekade.
Peneliti Pusat Riset Biologi BRIN, Anang S Achmadi melakukan penelitian bersama dengan ahli mamalia dari Lousiana State University (LSU), Amerika Serikat, Jake Esselstyn dan ahli mamalia dari Museum Victoria Australia, Kevin C. Rowe.
"Penemuan ini terungkap saat kami bersama tim memeriksa hampir 1.400 spesimen celurut secara intensif," kata Anang yang juga merupakan Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Biologi BRIN.
Penemuan tersebut merupakan penemuan terbesar dari kelompok mamalia yang terpublikasikan sejak 1931.
14 curut jenis baru dari 21 jenis curut berhasil diidentifikasi oleh Anang bersama rekannya. Identifikasi ini dikonfirmasi melalui data molekular dan morfologi spesimen baru yang dikoleksi sejak 2010 dan 2018 dengan spesimen lama yang dikoleksi sejak 1916.
"Penemuan ini menambah keanekaragaman celurut Sulawesi menjadi tiga kali lebih banyak daripada yang diketahui dari pulau lain manapun," ujar Anang.
Penemuan itu menambah informasi dan inventarisasi jenis fauna, khususnya mamalia di Indonesia. Penelitian lanjutan tentu perlu dilakukan untuk mengungkapkan lebih banyak kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia.
Anang mengatakan bahwa penelitian dan pendeskripsian jenis kelompok mamalia baru masih terus dilakukan oleh peneliti.
Penemuan tersebut juga menjadi tonggak utama dalam penelitian Professor Jake Esselstyn dari Departemen Ilmu Biologi LSU. Ia tertarik untuk menguji hipotesis secara ekologi dan evolusi yang mungkin dapat menjelaskan keragaman celurut di Indonesia.
Bersama dengan Anang, Esselstyn memulai penelitian kelompok tikus di Pulau Sulawesi sejak 2010. Ternyata mereka menyadari terlalu banyak jenis yang belum terungkap untuk menguji hipotesis tersebut.
Sebagai informasi, celurut adalah kelompok mamalia yang sangat beragam. Sejauh ini, ada 461 spesies telah teridentifikasi.
Hewan pemakan serangga tersebut memiliki distribusi yang sangat luas dan mendunia, dan merupakan kerabat dekat dari landak dan tikus mondok (mole) daripada jenis mamalia lain.
Beberapa orang yang juga terlibat dalam ekspedisi penelitian itu adalah Heru Handika yang merupakan mahasiswa Doktoral LSU, Mark Swanson sebagai alumnus dari LSU, dan Thomas Giarla dari Siena College New York.
Sumber: SUARA.COM