Global Warming, Fenomena Mengerikan yang Datangkan Bencana

Jumat 10 Desember 2021, 10:45 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Global Warming merupakan sebuah fenomena yang menjadi topik pembahasan antar Negara. Fenomena ini dapat mengantarkan sebuah bencana yang berpengaruh langsung terhadap Manusia dan makhluk hidup lainnya di Bumi.

Meskipun, fenomena ini telah terjadi secara alami sejak awal pembentukkan Bumi. Namun, sejumlah aktivitas Manusia menyebabkan fenomena ini kian mencekam dan mematikan.

Dampak yang ditimbulkan Global Warming tidaklah main-main, maka dari itu Negara dan penduduknya diharapkan lebih sadar terhadap fenomena tersebut.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas sedikit lebih dalam tentang Global Warming beserta dampak yang ditimbulkannya.

Apa itu Global Warming?

photoGlobal Warming semakin meningkat semenjak Revolusi Industri. - (Daniel Stein/istock.com)

Global Warming atau Pemanasan Global adalah peningkatan suhu rata-rata di permukaan Bumi yang disebabkan oleh gas rumah kaca (Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia, red).

Global Warming juga merupakan fenomena pemanasan jangka panjang keseluruhan permukaan Bumi. Sebenarnya sejak Bumi terbentuk, Bumi sudah mengalami Pemanasan Global dan Pendinginan Global berulang kali.

Pemanasan Global sendiri sudah terjadi cukup lama, namun satu abad terakhir peningkatan suhu rata-rata permukaan Bumi terjadi sangat cepat. Hal ini dikarenakan penggunaan bahan bakar fosil secara besar-besaran, dimulai sejak revolusi industri pada awal abad ke-20.

Bertambahnya populasi Manusia setiap tahunnya, menyebabkan penggunaan bahan bakar fosil semakin meningkat. Hasil pembakaran bahan bakar fosil tersebut menghasilkan gas yang menyebabkan Efek Rumah Kaca di atmosfer Bumi.

Baca Juga :

Apa itu Efek Rumah Kaca?

photoEfek Rumah Kaca disebabkan gas pembakaran bahan bakar fosil. - (climatecentral.org)

Efek Rumah Kaca adalah keadaan dimana sinar Matahari yang dipantulkan oleh permukaan Bumi tidak mampu menembus lapisan Atmosfer, sehingga sinar Matahari tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa.

Suhu permukaan Bumi dipengaruhi oleh pancaran sinar Matahari. Sekitar 30 persen sinar Matahari dipantulkan kembali ke luar angkasa. Sedangkan, 70 persen sisanya sebagian besar diserap oleh daratan, lautan dan atmosfer. Maka dari itu, energi dari sinar Matahari yang diserap akan menghangatkan Bumi.

Sinar Matahari mampu menembus atmosfer dari arah luar angkasa. Ketika sampai di permukaan Bumi, sebagian sinar Matahari akan kembali dipantulkan ke luar angkasa. 

Namun, gas hasil pembakaran bahan bakar fosil yang bersarang di atmosfer menyebabkan sinar Matahari yang dipantulkan dari permukaan Bumi berbalik kembali, sehingga sinar Matahari terperangkap di permukaan Bumi dan tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa. Akibat dari terperangkapnya sinar Matahari adalah peningkatan suhu rata-rata di permukaan Bumi.

Gas yang menyebabkan Efek Rumah Kaca diantaranya Karbon Monoksida, Karbon Dioksida, Chloro Fluoro Carbon, Metana, Nitrogen Dioksida dan lainnya. 

Global Warming di Masa Lalu

photoGlobal Warming telah terjadi sejak zaman prasejarah. - (IST)

Sebelum Revolusi Industri, Bumi telah mengalami Pemanasan Global secara alami tanpa campur tangan Manusia. Pemanasan Global di masa lalu kebanyakan terjadi akibat perubahan intensitas energi yang dipancarkan oleh Matahari.

Selain itu, letusan Gunung Berapi juga menghasilkan partikel yang mampu memantulkan sinar Matahari. Aktivitas Vulkanik seperti Gunung Meletus masih berkontribusi pada terjadinya Pemanasan Global pada saat ini. Namun, Global Warming semakin meningkat karena disebabkan tambahan aktivitas Manusia pada zaman sekarang.

Global Warming Saat Ini

photoGlobal Warming telah meningkatkan suhu yang signifikan dalam satu abad terakhir. - (fairobserver.com)

Suhu rata-rata permukaan Bumi naik 0,6 hingga 0,9 derajat celcius dalam 100 tahun terakhir antara tahun 1906 hingga 2005, bahkan laju kenaikan suhu hampir dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir.

Saat Zaman Es di Bumi telah usai, selama jutaan tahun terakhir suhu rata-rata permukaan Bumi terus meningkat, namun kenaikan suhu tersebut bersifat alami dan tidak signifikan. Bumi mengalami kenaikan suhu sebesar 4 hingga 7 derajat celcius dalam kurun waktu 5.000 tahun terakhir.

Dalam satu abad terakhir, rata-rata kenaikan suhu permukaan Bumi mencapai 0,7 derajat celcius, kira-kira sepuluh kali lebih cepat dari tingkat rata-rata Pemanasan Global setelah Zaman Es.

Berdasarkan simulasi komputer, Bumi diprediksi akan menghangat 2 hingga 6 derajat celcius di abad ke-22. Kenaikan suhu pada abad ke-22 diprediksi setidaknya 20 kali lebih cepat dibanding saat ini.

Dampak yang Ditimbulkan Global Warming

photoGlobal Warming memberikan banyak dampak buruk bagi makhluk hidup. - (wilderness-society.org)

Pemanasan Global akan memberikan sejumlah dampak bagi kita Manusia, lingkungan, dan makhluk hidup lainnya.

Saat ini dampak dari Global Warming mulai terasa, bukan tidak mungkin dampak dari fenomena ini akan semakin parah di masa depan. Berikut ini dampak yang ditimbulkan dari Global Warming:

1. Es di Kutub Mencair

Dalam beberapa dekade terakhir, lapisan es di Kutub Utara dan Selatan terus mencair. Akibat pencairan es besar-besaran, pada tahun 2017 sebuah kapal tanker yang pergi melakukan perjalanan dari Eropa ke Asia bisa melalui Samudera Arktik (Kutub Utara) tanpa bantuan kapal pemecah es.

Selama musim panas tahun 2020, Laut Wandel di bagian Timur dari area es terakhir di Kutub Utara telah kehilangan 50 persen bagian lapisan es.

Sedangkan, Kutub Selatan mengalami peningkatan pencairan es sejak 1979 sebanyak enam kali lipat dibandingkan 40 tahun sebelumnya.

2. Tinggi Permukaan Air Laut Meningkat

Ini merupakan dampak lanjutan dari mencairnya es di Kutub. Es yang mencair berubah menjadi milyaran kubik air yang langsung terbuang ke lautan. 

Otomatis, volume air di lautan dunia meningkat, dampaknya tepi daratan yang rendah akan tenggelam oleh air laut.

Bahkan diprediksi di tahun 2100, beberapa kota besar yang letak nya ada di tepi daratan akan tenggelam, salah satunya adalah Jakarta.

3. Rusaknya Ekosistem

Rusaknya Ekosistem juga menjadi dampak lanjutan dari mencairnya es di Kutub. Pada tahun 2100, diprediksi Beruang Kutub yang memiliki habitat alami di Kutub Utara akan mengalami kepunahan.

Saat ini, banyak Beruang Kutub kesulitan mencari tempat untuk bermukim karena lapisan es di Kutub Utara yang terus mencair.

Akibat rusaknya ekosistem di Kutub Utara, sejumlah Beruang Kutub terlihat semakin kurus dan kesulitan berkembang biak.

4. Kebakaran Hutan

Suhu yang meningkat drastis menyebabkan pepohonan dan daun-daun di area hutan mudah mengering. Pohon dan dedaunan yang kering tersebut mempermudah terjadinya kebakaran hutan.

Beberapa tahun terakhir kebakaran hutan melanda beberapa negara di dunia seperti di Amerika Serikat, Australia, Turki dan Indonesia.

Akibat kebakaran hutan, ekosistem di hutan terganggu. Selain itu, hewan langka yang rentan mengalami kepunahan dan pepohonan yang menghasilkan oksigen hangus terbakar.

Sebenarnya ada banyak lagi dampak yang ditimbulkan Global Warming baik secara langsung maupun tidak langsung.

Maka dari itu, kita bisa mengurangi dampak dari Pemanasan Global dengan berbagai cara seperti misalnya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, memperbanyak menanam pohon, hingga menghemat penggunaan listrik.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Food & Travel31 Januari 2025, 07:00 WIB

Resep Buncis Bawang Putih, Menu Rebusan Diet Simpel Namun Tetap Gurih!

Buncis Bawang Putih cocok sebagai pendamping berbagai jenis protein, seperti ayam panggang atau ikan.
Resep Buncis Bawang Putih, Menu Rebusan Diet Simpel Namun Tetap Gurih. Foto: IG/@menu.makanan_
Science31 Januari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 31 Januari 2025, Cek Langit di Akhir Bulan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 31 Januari 2025.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 31 Januari 2025. (Sumber : pexels.com/Gabriela Palai)
Sukabumi Memilih31 Januari 2025, 02:09 WIB

Termasuk Sukabumi, Nasib 11 Sengketa Pilkada Di Jabar Diputuskan 4-5 Februari

Mahkamah Konstitusi (MK) dijadwalkan akan membacakan putusan dismissal terhadap setiap sengketa Pilkada 2024. Dari seluruh sengketa yang ada, sebelas diantaranya terjadi di Jawa Barat, pada 4-5 Februari 2025.
Hakim MK dalam sidang perdana sengketa hasil Pilbup Sukabumi 2024. (Sumber : YouTube/Mahkamah Konstitusi)
Keuangan30 Januari 2025, 22:49 WIB

Fokus 3 Program Prioritas, Pemprov Jabar Kaji Efisiensi APBD 2025 hingga Rp4 Triliun

3 Program yang menjadi prioritas Pemprov Jabar di APBD 2025 adalah pembangunan jalan, elektrifikasi dan pembangunan ruang kelas baru.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin saat memimpin rapat pembahasan tindak lanjut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBD 2025, Kamis (30/1/2025). | Foto: Humas Jabar
Sukabumi30 Januari 2025, 22:41 WIB

Izin Tak Kunjung Diurus, DPMPTSP Sukabumi Tegas Minta Proyek Tambak Udang Di Minajaya Ditunda

Kepala DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, mengatakan surat teguran tertulis sudah dilayangkan sebanyak dua kali kepada pihak perusahaan PT. Berkah Semesta Alam selaku pengembang proyek Pembesaran Crustasea Air Payau.
Lokasi proyek tambak udak di Minajaya, Desa Buniwangi, Surade, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Aplikasi30 Januari 2025, 22:33 WIB

Dinkes Kabupaten Sukabumi Sosialisasi Penggunaan e-Katalog Versi 6.0, Ini Tujuannya

Sosialisasi ini agar proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Dinas Kesehatan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Kegiatan sosialisasi Dinkes Kabupaten Sukabumi terkait implementasi e-Katalog versi 6.0 (Sumber Foto: Turangga Anom)
Sukabumi30 Januari 2025, 21:30 WIB

Kades Di Lengkong Sukabumi Kembali Didemo Soal ADD, DPMD Minta Warga Tunggu Hasil Inspektorat

Aksi demontrasi warga ini merupakan kedua kalinya menuntut transparansi penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), serta PBB.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa DPMD Kabupaten Sukabumi, Hodan Firmansyah saat memberikan penjelasan kepada para demonstran | Foto : Ragil Gilang
Kecantikan30 Januari 2025, 21:00 WIB

6 Manfaat Eksfoliasi Sebelum Tidur Malam, Bantu Kulit Tampak Lebih Cerah!

Meski bagus untuk dilakukan, jangan Eksfoliasi terlalu sering, namun cukup 2-3 kali seminggu agar kulit tidak iritasi.
Ilustrasi. Eksfoliasi membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. (Sumber : Freepik/@freepik)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 20:58 WIB

Dalam Bentuk 4 Komitmen, DPRD Kawal Aspirasi Guru Honorer R3 Kabupaten Sukabumi

DPRD Kabupaten Sukabumi memahami apa aspirasi para guru honorer R3 dan siap memperjuangkan kepastian hukum bagi mereka.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali saat menunjukan hasil kesepakatan audiensi dengan perwakilan forum guru honorer R3. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:27 WIB

Penyerahan Ijazah Gratis Tuai Kekhawatiran dari Kepsek Sekolah Swasta di Sukabumi

Kebijakan Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi soal penyerahan ijazah gratis disebut bisa matikan sekolah swasta jika tidak dibarengi dengan solusi yang bijak.
Kepala SMK Jamiyyatul Aulad Palabuhanratu Sukabumi, Andriana (kiri), saat menyerahkan ijazah gratis kepada siswanya, Kamis (30/1/2025). Hal itu sesuai permintaan Dedi Mulyadi. (Sumber Foto: Istimewa)