SUKABUMIUPDATE.com - Saat hujan bisa dimanfaatkan sebagai sumber air bersih, maka daerah-daerah yang selama ini kesulitan sumber air bisa teratasi. Teknologinya pun cukup murah, karya anak bangsa Indonesia.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Agus Maryono, Dosen Sekolah Vokasi UGM, mengembangkan Gama Rain Filter, alat penyaring air hujan menjadi air bersih. Teknologi ini merupakan bagian dari inisiatif gerakan memanen air hujan yang selama ini sudah dilakukan di berbagai wilayah.
Mengutip tegalrejokec.jogjakota.go.id dari tempo.co, gerakan memanen air hujan tersebut bukanlah gerakan asal-asalan, melainkan gerakan yang mampu membawa dampak nyata. Agus menjelaskan gerakan memanen air hujan ini berkontribusi terhadap upaya pengelolaan bencana yang terstruktur dan bermanfaat.
Menurut Agus, gerakan memanen hujan dapat mengelola air hujan dengan cara yang lebih baik. Cara pengelolaan air hujan pada umumnya langsung membuang air hujan ke sungai. Hal tersebut membuat volume air di sungai meningkat sehingga meluap ke daratan. Akibatnya, banyak bencana yang mungkin terjadi, mulai dari banjir hingga tanah longsor.
Gama Rain Filter sebagai bagian dari gerakan memanen air hujan memiliki cara kerja yang unik. Alat tersebut bekerja dengan cara menampung air hujan di dalam sebuah tandon. Di atas tandon air tersebut, sebuah filter disediakan untuk memisahkan debu halus dan kotoran. Karena itu, air hujan yang sudah masuk ke dalam tandon dipastikan sudah bersih dan aman untuk digunakan.
Dilansir dari pdamtirtabanteng.co.id, Gama Rain Filter umumnya menggunakan tandon berukuran 1000 liter. Untuk memastikan air hujan yang masuk tetap bersih dan aman untuk digunakan, filter yang dipakai Gama Rain Filter biasanya terdiri dari beberapa lapis sekaligus. Air yang sudah disaring tidak hanya digunakan untuk MCK, tetapi juga untuk dikonsumsi secara langsung. Biaya yang biasanya dibutuhkan untuk membangun Gama Rain Filter secara mandiri umumnya sekitar Rp 6 juta rupiah.
SUMBER: BANGKIT ADHI WIGUNA/TEMPO.CO