SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyampaikan peringatan dini kedatangan La Nina jelang akhir tahun ini. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, La Nina bisa meningkatkan curah hujan bulanan di wilayah Indonesia pada November-Desember-Januari sampai 70 persen dari curah hujan normalnya.
"Kita harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina 2021-2022 yang diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang (moderat) setidaknya sampai Februari," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati lewat siaran pers, Senin 18 Oktober 2021.
Hasil pemantauan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur, saat ini nilai anomali suhu melewati ambang batas untuk kejadian fenomena La Nina yaitu -0,61 pada 10 hari (dasarian) pertama bulan ini. Mendingin di bagian tengah dan timur, suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang dekat wilayah Indonesia, yakni di bagian barat, justru berubah menghangat dan menciptakan pusat tekanan udara rendah di kawasan tersebut.
Kondisi saat ini dinilai BMKG berpotensi untuk terus berkembang sampai akhir tahun dan bahkan sampai Februari. "La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dengan tahun lalu dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya," kata Dwikorita.
Dia mengingatkan agar pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait agar segera bersiap mencegah dan melakukan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung ataupun terjadinya badai tropis.
Deputi Klimatologi di BMKG, Urip Haryoko, menambahkan, pada Oktober ini sebagian wilayah di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan sedang mengalami pancaroba. Pada peralihan musim dari kemarau ke hujan itu perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul, seperti hujan lebat, puting beliung, angin kencang.
SUMBER: TEMPO.CO