SUKABUMIUPDATE.com - Wilayah Sukabumi dan Cianjur tergolong sebagai daerah rawan sambaran petir di Jawa Barat. BMKG atau Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandung mencatat di Sukabumi selama periode Juli 2021 ada 6.153 kali sambaran petir dan kota Sukabumi adalah kawasan dengan kerapatan tertinggi.
Untuk Jawa Barat jumlah sambaran tertinggi terjadi di Cianjur, 6.239 kejadian. Kondisi topografi atau permukaan bumi seperti perbukitan dinilai sangat mempengaruhi kerawanan sambaran petir utamanya yang berjenis CG (Cloud to Ground).
Berdasarkan analisa data BMKG Bandung di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya total terjadi sambaran petir CG sebanyak 23.849 kejadian, CG positif 44 persen dan 56 persen sambaran petir CG negatif.
Sebaliknya dengan Cianjur yang terbanyak, wilayah Kota Cirebon dicatat BMKG nihil sambaran petir sepanjang periode yang sama. Selain Cianjur, wilayah tetangganya yaitu Sukabumi termasuk yang terbanyak sambaran petirnya. Total jumlahnya 6.153 kali.
“Kota Sukabumi sekaligus merupakan daerah dengan kerapatan sambaran petir tertinggi,” kata Teguh Rahayu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung lewat keterangan tertulis, Minggu 8 Agustus 2021.
Berluas wilayah 4.145,7 kilometer persegi, kerapatan petir di wilayah Sukabumi sebesar 1,48. Sambaran petir di daerah lain yang terhitung banyak seperti di Kabupaten Bandung Barat (3.741), Bandung (1.292), dan Subang (1.078).
Menurut BMKG, petir merupakan fenomena kelistrikan udara berupa pelepasan muatan positif dan negatif yang terjadi akibat perbedaan potensial antara awan dan bumi. Jenis sambarannya ada beberapa jenis, yaitu yang terjadi antara awan dan bumi (cloud to ground), awan dengan awan lainnya (cloud to cloud), di dalam pusat awan itu sendiri (intra cloud) atau awan dengan udara (cloud to air).
BMKG menggunakan data rekaman kejadian petir yang tercatat oleh sensor Direction Finding Antena selama Juli 2021. Sensor mendeteksi gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 10 kHz hingga 200 kHz yang dipancarkan oleh petir dalam kisaran jarak 111 kilometer.
Sinyal yang diterima sensor kemudian dianalisis oleh PCI Card Storm Tracker untuk membedakan jenis petir yang terjadi. Selanjutnya data rekaman kejadian petir diolah dan dianalisis menggunakan program NEXSTORM dan ditampilkan dalam bentuk peta sebaran sambaran petir.
SUMBER: TEMPO.CO