Guru Besar IPB: Indonesia Miliki 38 Spesies Satwa Primata Endemik, Terbanyak Ada Pulau Ini

Kamis 05 Agustus 2021, 17:40 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Guru besar IPB menyampaikan bahwa Indonesia memiliki biodiversitas satwa primata tertinggi di dunia. Ada 61 spesies dari sekitar 479 spesies di dunia. Satwa primata Indonesia ini terdiri atas 5 famili dari 11 genus dan 38 spesies di antaranya adalah endemik.

“Hampir di semua wilayah geografi di Indonesia bisa ditemukan satwa primata native (asli), kecuali Papua. Satwa primata endemik terbanyak berada di Sulawesi disusul oleh kepulauan Mentawai, Sumatera,” ujar Prof Rd Roro Dyah Perwitasari, Guru Besar IPB University dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar yang digelar secara daring (05/08). 

Menurut Prof Dyah, satwa primata Indonesia menghadapi ancaman berupa kehilangan habitat akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia. Konservasi genetik dan aplikasinya untuk konservasi satwa primata menjadi sangat penting sebelum satwa primata punah tanpa data biologi yang lengkap dan rinci.

Dikatakannya, konservasi genetik dalam dua dekade terakhir menjadi alat yang berguna dalam semua pengambilan keputusan berkaitan dengan konservasi alam. Konservasi genetik satwa primata bertujuan untuk mengurangi risiko kepunahan dengan memperhatikan proses-proses genetik dan melestarikan potensi adaptasi spesies. 

Baca Juga :

Sejarah: Dana Sumbangan Terbesar Saat Indonesia Baru Merdeka Berasal dari Sultan Siak

“Tarsius dan monyet ekor panjang Sulawesi dianggap sebagai hotspot keanekaragaman hayati. Posisi geografis dan isolasi biogeografi Sulawesi berkontribusi pada jumlah spesies mamalia endemik yang tinggi. Salah satu satwa primata endemik di Sulawesi, nokturnal terkecil di dunia yaitu kelompok tarsius. Saat ini kelompok tarsius masuk dalam Daftar Merah IUCN dan dilindungi melalui Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI,” ujar Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University ini.

Dari studi molekuler, Prof Dyah berhasil mengungkap hibridisasi alami yang terjadi antar dua spesies Tarsius yang mempunyai habitat berbatasan (T. lariang dan T. dentatus). Berdasarkan analisis berbagai marka genetik, warna rambut, rambut ekor dan vokalisasi, ditemuka spesies baru yang diberi nama Tarsius wallacei sp. nov. Penamaan ini untuk menghormati Alfred Russel Wallace, naturalis Inggris dan salah satu penemu seleksi alam. Spesies baru ini menempati rentang habitat yang diskontinu di Sulawesi.  

“Identifikasi spesies Tarsius juga dilakukan di penangkaran Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University. Identifikasi dilakukan secara molekuler menggunakan sampel noninvasif (berupa feses) untuk memastikan nama spesies Tarsius tersebut. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahan dalam memasangkan individu dalam kegiatan reproduksi. Analisis DNA mitokondria menunjukkan di penangkaran ada dua spesies Tarsius yaitu Tarsius spectrumgurskyae dan dua Cephalopachus bancanus,” jelasnya. 

Selain Tarsius, dosen Departemen Biologi IPB University ini juga meneliti aspek genetik monyet ekor panjang yang ditemukan di Papua. Papua tidak termasuk ke dalam distribusi geografik alami monyet ekor panjang di Indonesia. Oleh karena itu monyet ekor panjang di Papua secara definisi dapat disebut sebagai spesies eksotik atau asing (spesies introduksi). Berdasarkan rekonstruksi pohon filogenetik DNA mitokondria, sampel Papua mengelompok dengan sampel Kalimantan bersama-sama dengan haplotipe dari pulau Jawa, Timor, Mauritius dan Filipina. 

Dari hasil risetnya ini, Prof Dyah menyimpulkan bahwa komponen kunci dalam konservasi genetik adalah pengembangan metode molekuler non-invasif untuk asesmen dan memonitor populasi satwa primata liar. Sumber DNA non-invasif yang paling umum digunakan yaitu rambut dan feses. 

“Konservasi genomik menggunakan teknik genomik dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam biologi konservasi. Dibanding dengan konservasi genetik, konservasi genomik dapat berkontribusi sangat besar dengan peningkatan penggunaan jumlah marka di seluruh genom. Peningkatan jumlah marka akan meningkatkan akurasi dan presisi dalam estimasi,” jelasnya.

Namun ia menyayangkan, informasi genetik ini belum dimasukkan ke dalam kebijakan keanekaragaman hayati nasional. Oleh karena itu, kontribusinya masih relatif kecil terhadap pengelolaan dan konservasi populasi satwa primata. 

“Jika kita ingin melestarikan populasi satwa primata, peneliti di universitas dan lembaga penelitian perlu memasukkan kajian genetik dalam kebijakan dan pekerjaan konservasi praktis. Selain itu informasi genetik dan genomik mempunyai peran utama dalam penanggulangan kejahatan dan perdagangan satwa liar ilegal di Indonesia. Informasi karakter dan keragaman genetik juga perlu jadi pertimbangan dalam strategi konservasi satwa primata dan satwa liar lainnya ke depan,” tandas peneliti di PSSP IPB University ini.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa