SUKABUMIUPDATE.com - Jauh di dalam laut biru, sekitar 200 mil dari New York City, para peneliti kelautan melihat spons laut kuning cerah berbentuk persegi di sebelah bintang laut merah muda, yang terlihat seperti SpongeBob SquarePants dan Patrick Star.
Christopher Mah adalah salah satu ilmuwan yang menyaksikan siaran langsung dari kapal selam yang diluncurkan dari kapal NOAA Okeanos Explorer. Ia adalah rekan peneliti di Museum Nasional Sejarah Alam yang sering berkolaborasi dengan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA). Mah juga ahli bintang laut.
Mah segera menyadari kemiripan makhluk bawah laut itu dengan teman-teman animasinya. "Mereka sangat mirip dengan karakter kartun itu," kata Mah kepada NPR akhir pekan lalu.
"Spons mirip SpongeBob termasuk dalam genus Hertwigia, meskipun warnanya kuning cerah tidak umum," kata Mah sebagaimana dikutip dari USA Today melalui Tempo. Makhluk laut dalam yang biasanya berbintik-bintik berwarna oranye terang atau putih karena laut dalam jarang memancarkan cahaya.
Bintang laut dikenal sebagai Chondraster dan dicirikan oleh lima lengannya yang ditutupi dengan pengisap kecil. Bintang Chondraster dapat muncul sebagai merah muda tua, merah muda terang, atau putih. "Saya biasanya menghindari tindakan ini," kata Mah di Twitter. "Tapi pasangan itu memang terlihat seperti kehidupan nyata SpongeBob dan Patrick."
Sebuah kendaraan laut dalam menemukan spons dan bintang itu di dekat gunung bawah laut yang disebut gunung bawah laut Retriever, menurut posting blog NOAA. Gunung ini berjarak sekitar 200 mil dari pantai New York City.
NOAA mengirimkan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh untuk menyiarkan langsung perjalanan mereka dan menangkap gambar makhluk baru di bawah permukaan laut Atlantik.
Tapi versi kehidupan nyata dari kartun tercinta tidak sesehat yang terlihat pada awalnya. Mah mengatakan bintang laut yang mirip Patrick melihat spons lebih sebagai mangsa daripada teman; dia bahkan punya bukti. "Ini Chondraster sedang makan spons! (bukan "Spongebob" kuning)," cuit Mah dengan tautan ke cuplikan dari ekspedisi sebelumnya.
Sumber: Tempo