SUKABUMIUPDATE.com - Warna adalah identitas serta sikap diri dan kelompok. Secara keilmuan, psikologi warna sudah jadi bahasan sejumlah ilmuwan, salah satunya untuk memahami emosi jiwa.
Adalah Johann Wolfgang von Goethe, sastrawan terkenal asal Jerman yang memperkenalkan Theory of Colours, yang juga sekaligus judul bukunya. Bagi Goethe, warna menyimpan dan memancarkan kesan dan pengaruh tertentu atas emosi seseorang. Kuning, dinilai punya efek positif, menampilkan kesan gembira, suka cita. Adapun biru, bagi Goethe, dikesankan sebagai sesuatu yang negatif, memancarkan kesedihan.
Jauh di masa lampau, ilmuwan Arab yang juga seorang dokter, Avicenna atau kita kenal juga sebagai Ibnu Sina, menyatakan warna dapat sebagai cara untuk mendiagnosis dan atau melihat tanda-tanda sebuah penyakit dalam tubuh manusia.
Secara umum, psikologi warna merupakan teori yang menjelaskan tentang pengaruh warna terhadap perasaan, suasana hati, emosi dan perilaku manusia. Setiap warna punya arti masing-masing. Misal saja arti warna merah tentu berbeda pengaruhnya dengan warna hijau.
Persepsi tiap orang pun terhadap warna umumnya berbeda-beda. Mulai dari merah, kuning, hijau hingga nila dan ungu, hampir sebagian besar orang hidup di dunia yang penuh warna. Hampir setiap orang pun memiliki warna favorit mereka. Kendati demikian ada beberapa jenis warna yang memiliki arti yang universal atau sama bagi kebanyakan orang.
Beberapa penelitian menunjukkan bagaimana warna mempengaruhi kerja otak. Misalnya, kelompok warna merah memberi nuansa hangat, meliputi warna merah, jingga, dan kuning. Bahkan kelompok warna ini bisa membangkitkan berbagai emosi, mulai dari perasaan hangat dan nyaman hingga perasaan marah dan kebencian.
Begitupun kelompok warna biru dikenal sebagai warna dingin, meliputi warna biru, ungu, dan hijau. Warna-warna tersebut dideskripsikan sebagai ketenangan hingga arti perasaan sedih atau diabaikan.
Sedangkan warna hitam umumnya menggambarkan kemisteriusan, keberanian, kekuatan, atau rasa tidak bahagia. Bahkan warna gelap ini sering digunakan sebagai simbol ancaman atau kekuatan, namun juga dapat menjadi indikator kekuatan.
Sebaliknya warna putih umumnya justru menggambarkan kesucian, kedamaian, kekosongan, dan kepolosan. dalam psikologi warna, putih dinilai melambangkan awal yang baru, serta memberikan efek yang membuat ruang terasa lebih besar dan luas.
SUMBER: TEMPO.CO