SUKABUMIUPDATE.com - CEO SpaceX, Elon Musk berencana akan meluncurkan 128 bayi cumi-cumi yang bersinar dalam gelap dan 5.000 beruang air ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk dipelajari para Astronot.
The Sun melaporkan, hewan-hewan itu akan dikirim dengan roket Falcon 9 SpaceX pada 3 Juni 2021 mendatang, dari Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat, sebagai bagian dari dua studi ilmiah terpisah.
Cumi-cumi dipilih karena memiliki hubungan simbiosis dengan bakteri yang membuatnya bersinar. Makhluk sepanjang 0,12 inci itu dapat membantu para ahli memahami bakteri menguntungkan yang dapat berinteraksi dengan jaringan hewan di lingkungan luar angkasa.
Jamie Foster, ahli mikrobiologi Universitas Florida dan peneliti utama eksperimen Understanding of Microgravity on Animal-Microbe Interactions, mengatakan, hewan dan manusia bergantung pada mikroba untuk menjaga pencernaan yang sehat hingga membentuk sistem kekebalan.
“Ini merupakan penelitian yang pertama, kami belum mengetahui apa yang akan terjadi jika mikroba dan hewan tersebut dibawa ke luar angkasa," kata Foster.
Cumi-cumi itu akan berada dalam keadaan beku saat sampai di luar angkasa. Setelah itu, air dalam tabung akan mencair.
Baca Juga :
Saat berangkat dari Bumi, cumi-cumi itu tidak memiliki kandungan bakteri simbiosis karena biasanya bakteri itu didapatkan cumi-cumi dari laut.
Para peneliti akan menambahkan bakteri ke cumi-cumi ketika mereka tiba di ISS lalu melihat bagaimana keduanya makhluk ini berinteraksi.
Peneliti akan mempelajari molekul gen cumi-cumi yang dihidupkan dan dimatikan untuk meneliti kinerja bakteri secara maksimal.
Ini dapat membantu manusia memahami kesehatan pencernaan di luar angkasa dan hubungan antara perjalanan luar angkasa, bakteri dan sistem kekebalan.
Sementara itu, eksperimen beruang air akan difokuskan pada bagaimana makhluk kecil berukuran 0,4 inci itu bertahan di lingkungan luar angkasa dengan tekanan radiasi tinggi di luar angkasa. Beruang air diketahui mampu bertahan dalam situasi ekstrim di Bumi.
Thomas Boothby, asisten profesor biologi molekuler University of Wyoming dan peneliti utama percobaan ini, mengatakan, beruang air atau tardigrades dipercaya mampu bertahan dan berkembang biak selama penerbangan luar angkasa, bahkan mampu bertahan dalam waktu lama di ruang hampa luar angkasa.
Kini, penelitian Boothby akan fokus bagaimana beruang air beradaptasi dengan kehidupan di orbit Bumi yang rendah. Beruang air akan dapat membantu manusia mempelajari cara melindungi kesehatan Astronot selama misi ke luar angkasa dengan durasi yang lama.